Minggu, 26 Desember 2010

Cucak Rawa Ropel

CUCAK ROWO SUPER ROPEL

CD Master Cucak Rowo Super Ropel bermaterikan suara Master Basic Ropel untuk burung Cucak Rowo. Menjadikan burung Cucak Rowo bersuara Ropel. Built-in Brain Wash Therapy dan CR Nature Therapy.

CR Nature Therapy adalah modul therapy khusus yang dibuat untuk burung Cucak Rowo, agar memiliki variasi ropel yang baik dan bersuara lantang.

Khusus untuk burung Cucak Rowo atau Burung Cucak Rawa.

Suara Master Basic Ropel untuk burung Cucak Rowo. Menjadikan burung Cucak Rowo bersuara Ropel. Built-in Brain Wash Therapy dan CR Nature Therapy.

Sesuai namanya, CD Master ini akan mengajari burung Cucak Rowo untuk bersuara Ropel. CD Master ini sebaiknya diterapkan pada burung Cucak Rowo usia 1 bulan sampai 8 bulan.


WACANA DAN OPINI YANG BERKEMBANG SERTA FAKTA

YANG ADA MENGENAI JENIS-JENIS SUARA BURUNG CUCAK ROWO

Burung Cucak Rowo atau Burung Cucak Rawa adalah salah satu jenis burung berkicau terbaik di Indonesia, burung ini sangat banyak digemari oleh kicaumania dan bernilai ekonomis sangat tinggi. Salah satu yang menjadikan harga nilai jual burung Cucak Rowo tersebut menjadi tinggi adalah jenis suaranya dan lagu-lagu yang di-nyanyikannya.

Banyak wacana dan opini keliru yang berkembang mengenai jenis-jenis suara burung Cucak Rowo ini, tetapi tidak satupun dapat dibuktikan secara ilmiah. Terutama untuk suara ropel pada burung Cucak Rowo.

Hal ini terbukti;

Anakan dari hasil breeding pasangan burung Cucak Rowo yang bersuara Ropel, belum tentu akan bersuara Ropel seperti kedua indukannya.

Atau malah sebaliknya, dari indukan yang ”engkel” atau lebih dikenal dengan bersuara tunggal, belum tentu juga akan menghasilkan anakan burung Cucak Rowo yang bersuara engkel. Hal ini sudah sering dan banyak terjadi.

Fakta ini membuktikan bahwa: Suara Ropel yang dihasilkan oleh burung Cucak Rowo adalah dampak dari proses pemasteran selama burung tersebut tumbuh besar.

Kedua indukan ropel akan mewarisi suara ropel kepada anak-anaknya apabila pada saat anakan tersebut menetas dan tumbuh besar, selalu mendengar suara ropel dari kedua indukannya tersebut. Inilah pentingnya proses pemasteran bagi burung Cucak Rowo.

Burung Cucak Rowo memiliki tingkat IQ yang standar, berbeda dengan burung-burung berkicau dari keluarga Turdidae yang memang dikenal lebih cerdas. Tetapi dengan metode dan tahapan-tahapan pemasteran yang tepat, proses pemasteran burung Cucak Rowo sangat mudah dilakukan.

Perlu diingat, proses memaster sama dengan proses DOKTRIN. Sering di dengarkan, maka akan direkam dan ditirukan. Sangat alamiah.

Mungkin akan timbul pertanyaan, bagaimana, kapan dan pada usia berapa burung Cucak Rowo harus kita master? Hampir semua burung berkicau dapat di master dengan suara yang kita inginkan, tetapi apabila proses memaster dari usia dini dan usia muda, maka akan memperoleh hasil yang lebih optimal. Karena memori burung pada usia dini masih kosong, sehingga sangatlah mudah untuk men-doktrinnya. Akan tetapi kita juga dapat memaster dan merubah suara dari burung yang telah berumur dewasa, tetapi dengan metode dan tahapan-tahapan yang benar. Masalah waktu bukanlah suatu kendala untuk suatu keberhasilan.

Akhirnya, inilah fakta yang membuat semua wacana dan opini keliru yang berkembang tentang asal usul suara ropel dapat ditepis dengan sangat mudah. Bagaimana? Apakah anda tertarik untuk membuktikannya?

Sesuai dengan prinsipnya : Pemasteran = Proses Doktrin

CUCAK ROWO SUPER ROPEL

Terima kasih anda telah memilih dan mempercayakan Super Ropel CR Master untuk menjadikan dan meningkatkan kualitas suara burung Cucak Rowo milik anda, agar memiliki suara ropel yang baik. CD Master ini memuat urutan-urutan naik turunnya suara ropel, yang telah diproses dengan frekuensi tertentu dan diprogram khusus untuk Burung Cucak Rowo. Kami juga menyertakan Brain Wash Therapy Sonar System pada CD Master ini, untuk menjadikan burung Cucak Rowo milik anda menjadi lebih cerdas, jinak, komunikatif dan berjiwa heroik.

Untuk menyempurnakan proses pemasteran, disertakan juga CR Nature Therapy, suara therapy alam (berfrekuensi khusus) yang sudah terbukti hasilnya.

CD Master Super Ropel CR Master ini ber-format CD Audio Stereo berkualitas tinggi, agar frekuensi suara yang dihasilkan tidak mengalami loss atau mengalami perubahan dari suara burung master aslinya.

Agar proses pengisian suara atau memaster dapat lebih optimal dan tingkat keberhasilannya menjadi lebih tinggi, diharapkan anda mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada di bawah ini.

YANG HARUS SELALU DIPERHATIKAN PADA SAAT MEMASTER BURUNG

Di dalam proses pengisian suara master atau memaster burung berkicau, tidak selamanya harus menunggu burung-burung anda dalam kondisi rontok bulu/ngurak atau moulting, tetapi juga dapat dilakukan pada burung-burung dalam kondisi normal bahkan dalam kondisi Top Form sekalipun.

Yang terpenting dalam proses memaster burung, harus diperhatikan yaitu:

  1. Dilakukan pada saat burung istirahat (siang hari setelah mandi-jemur dan pada malam hari).

  2. Kandang burung atau sangkar burung sebaiknya dikerodong (harus), sehingga burung-burung yang akan di master menjadi tenang dan memposisikannya atau membuatnya dalam keadaan istirahat. Sehingga burung lebih berkonsentrasi dalam mendengarkan materi suara-suara Master yang diperdengarkan.

  3. Volume materi suara master yang diperdengarkan sebaiknya jangan terlalu besar, kecil saja tetapi jelas terdengar dan hanya boleh memaster satu persatu materi suara master atau materi suara isian. Jangan memperdengarkan lebih dari satu suara isian pada waktu yang bersamaan, karena akan membuat burung tersebut menjadi bingung dalam merekam suara master. Sebaiknya setelah isian yang satu berhasil direkam atau ditiru oleh burung berkicau anda, barulah kemudian dimaster dengan isian yang lainnya.

  4. Materi suara master akan bisa direkam dan ditirukan oleh burung anda dalam waktu kurang lebih 2 minggu, bahkan bisa lebih cepat lagi tergantung pada kecerdasan masing-masing burung.

TAHAP I

Proses Pencucian Otak (Brain Wash Therapy ) terdapat pada track 1.

Suara Brain Wash ini hanya berpengaruh pada burung Kacer milik anda dan tidak akan berpengaruh atau menimbulkan efek negatif pada manusia. Karena frekuensi suara yang dihasilkan oleh Modul Brain Wash ini berbeda dengan sound sensorik respon pada otak manusia. Dan juga tidak akan menghapus suara isian yang sudah ada pada burung anda, malah akan membuka sensor otak burung untuk menerima lebih banyak isian dan dalam waktu yang jauh lebih cepat.

Efek suara dari Modul Brain Wash ini, sebagai berikut:

  • Membuat burung-burung menjadi tenang, mudah jinak, menghilangkan stress dan membuat burung anda berjiwa heroik.

  • Membuka respon komunikasi sensor otak pada burung, sehingga burung berkicau milik anda dapat dengan sangat mudah menerima suara isian yang akan anda isi.

PERHATIAN: Agar suara Brain Wash dapat berjalan secara loop atau berulang-ulang pada player anda, aktifkan mode REPEAT pada track 1.

Sebelum memaster burung Kacer milik anda, perdengarkan Brain Wash Therapy ini dengan volume suara sedang kepada burung yang akan di master, selama minimum 15 menit. (Cukup 15 menit perhari, lebih lama dan lebih sering akan semakin baik hasilnya)

TAHAP II

Proses Pemasteran Awal dan Pengenalan Suara Ropel

(Terdapat pada Track No. 2)

PERHATIAN

Tahapan ini hanya untuk burung Cucak Rowo pada usia dini atau piyik dan untuk burung Cucak Rowo yang bersuara Engkel dan Semi Ropel.

Bertujuan untuk melatih burung agar terbiasa menggunakan variasi naik turunnya nada serta melatih burung untuk bernafas sesuai dengan naik turunnya nada pada oktav-oktav tertentu. Materi suara pada Track No. 2 ini tidak terlalu rumit untuk dipahami dan akan cepat direkam serta ditirukan dengan mudah oleh burung Cucak Rowo milik anda.

Karena pada tahapan ini, kita melatihnya secara bertahap agar burung Cucak Rowo yang berusia dini/piyik atau burung Cucak Rowo engkel/tunggal, dapat terbiasa dengan naik turunnya oktav nada suara dan belajar untuk menirukan suara ropelan.

Materi latihan ini terdapat pada Track No. 2, perdengarkan minimum 3 jam perhari selama 4 minggu.

Waktu terbaik memperdengarkan materi Suara Latihan ini adalah:

- Siang hari setelah mandi jemur (Posisi burung istirahat)

- Malam hari (Jam 22.00 – 05.00)

PERHATIAN: Agar materi Suara Latihan tersebut dapat berjalan secara loop atau berulang-ulang pada player anda, aktifkan mode REPEAT TRACK pada Track No. 2

TAHAP III

Proses Pemasteran dengan suara Ropel Complete

(Terdapat pada Track No. 3)

PERHATIAN

Tahapan ini hanya boleh di perdengarkan kepada burung Cucak Rowo yang telah melewati Tahapan II.

Bertujuan untuk melatih burung agar mengkombinasikan nada-nada dan naik turunnya nafas agar sesuai dengan naik turunnya nada pada oktav-oktav tertentu.

Materi suara pada Track No. 3 ini akan menjadikan burung Cucak Rowo milik anda memiliki suara ropelan yang sempurna dengan berbagai variasi yang dibuat oleh masing-masing burung Cucak Rowo tersebut.

Materi Ropel Complete ini terdapat pada Track No. 3, perdengarkan minimum 3 jam perhari selama 4 minggu.

Waktu terbaik memperdengarkan materi Suara Ropel Complete ini adalah:

- Siang hari setelah mandi jemur (Posisi burung istirahat)

- Malam hari (Jam 22.00 – 05.00)

PERHATIAN: Agar materi Suara Ropel Complete tersebut dapat berjalan secara loop atau berulang-ulang pada player anda, aktifkan mode REPEAT TRACK pada Track No. 3

TAHAP IV

Proses Therapy dengan “CR Nature Therapy”

(Terdapat pada Track No. 4)

PERHATIAN:

Suara therapy ini telah diproses pada frekuensi Theta dan Beta pada level tertentu, sehingga akan membangkitkan keinginan burung Cucak Rowo untuk bernyanyi. Suara therapy ini tidak akan berdampak negatif untuk manusia. Semakin sering diperdengarkan akan semakin baik bagi burung Cucak Rowo milik anda.

Tujuan utama dari Modul Nature Therapy ini adalah untuk merangsang burung Cucak Rowo untuk bernyanyi dan mempunyai daya tempur yang tinggi. Manfaat lain dari modul therapy ini adalah menjadikan burung Cucak Rowo lebih ngotot dan gacor.

Modul CR Nature Therapy ini terdapat pada Track No. 4, perdengarkan minimum 30 menit perhari. Semakin lama dan semakin sering, akan lebih baik.

Waktu terbaik memperdengarkan materi Modul CR Nature Therapy ini adalah:

- Pagi hari sebelum mandi (Jam 05.30 – 07.00)

- Sore hari (Jam 16.30 – 17.30)

Agar materi Modul CR Nature Therapy tersebut dapat berjalan secara loop atau berulang-ulang pada player anda, aktifkan mode REPEAT TRACK pada Track No. 4

CATATAN

Untuk menjadikan burung Cucak Rowo milik anda memiliki suara ropelan yang baik, bisa memakan waktu hampir 3 bulan, perhatikan tahapan-tahapan yang telah pada panduan penggunaannya.

Akhirnya, selamat mencetak burung Cucak Rowo Ropel berkualitas..!

Kamis, 04 November 2010

Prinsip, Pendekatan, Metode, Teknik, Strategi, dan Model Pembelajaran

Prinsip, Pendekatan, Metode, Teknik, Strategi, dan Model Pembelajaran

Posted: July 20, 2010 by aguswuryanto in English Teaching Methods
i
Rate This
Quantcast

NB. Saya 100 % lupa karya ini punya siapa. Seingat saya, file ini saya peroleh ketika mengikuti pelatihan penulisan bahan ajar sebagai materi pembuka. Mengingat pentingnya materi, maka file ini tetap saya share untuk bapak dan ibu guru semua guna menambah wawasan kita. apabila suatu hari ada komplain dari pemilik asli file ini maka kami dengan senang hati akan menghapusnya dari postingan.

Prinsip, Pendekatan, Metode, Teknik,Strategi dan Model Pembelajaran

Prinsip, Pendekatan, Metode, Teknik,

Strategi, dan Model Pembelajaran

1. Pengantar

Mengawali kegiatan mempelajari bagian ini, renungkan pertanyaan berikut. Apakah Saudara termasuk pemerhati pembelajaran yang baik? Jika ya, Anda tentunya telah mencermati apa itu prinsip, pendekatan, metode, teknik, strategi, dan model pembelajaran dengan baik. Untuk membuktikannya, ujilah kemampuan Saudara dengan menjawab pertanyaan berkaitan dengan hakikat hal-hal berikut ini!

  1. a. Apa itu prinsip?
  2. b. Apa itu pendekatan?
  3. c. Apa itu metode?
  4. d. Apa itu teknik?
  5. e. Apa itu strategi?
  6. f. Apa itu model?

Bagaimana penguasaan Saudara? Sudah mantapkah penguasaan Saudara tentang konsep dasar di atas ataukah sebaliknya? Bila belum atau kurang mantap pelajarilah bagian berikut dengan seksama!

Bagian berikut akan memaparkan topik-topik yang termasuk dalam ruang lingkup pembahasan konsep dasar pembelajaran sebagai berikut.

  1. a. Prinsip pembelajaran
  2. b. Pendekatan pembelajaran
  3. c. Metode pembelajaran
  4. d. Teknik pembelajaran
  5. e. Strategi pembelajaran
  6. f. Model pembelajaran

2. Materi Pembelajaran

Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu 1) prinsip, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran. Pengertian untuk istilah-istilah itu sering dikacaukan. Apalagi terhadap tiga istilah, yaitu pendekatan, metode, dan teknik biasanya terkacaukan (lihat Syafii 1994:15; Badudu 1996:17). Istilah pendekatan sering dikacaukan dengan metode, misalnya kita sering mendengar orang mengemukakan istilah pendekatan komunikatif disamping istilah metode komunikatif. Sering pula pengertian metode dikacaukan dengan teknik, misalnya kita sering mendengar orang menyebutkan istilah metode diskusi disamping istilah teknik diskuasi.

Agar kita dapat melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar dengan baik, seyogyanya kita menguasai pengertian-pengertian di atas dengan baik. Untuk itu, pada bagian berikut istilah-istilah tersebut diupayakan dipaparkan secara rinci satu per satu.

2.1 Prinsip Pembelajaran

2.1.1 Pengertian Prinsip Pembelajaran

Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986 dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method. Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.

Dengan demikian, prinsip pembelajaran bahasa adalah kerangka teoretis, petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran bahasa dalam hal :

1) pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran bahasa yang akan dibelajarkan;

2) pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan mempelajarinya, hal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media, dan sebagainya;

3) guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang harus dilaksanakan;

4) siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya; dan

5) Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar.

2. Sumber Prinsip Pembelajaran

Prinsip pembelajaran bersumber pada teori-teori yang berkembang pada bidang yang relevan. Prinsip pembelajaran bahasa berarti bersumber pada teori-teori yang relevan dengan pembelajaran bahasa, seperti: 1) teori belajar, 2) teori belajar bahasa, 3) teori bahasa, dan 4) teori psikologi.

Teori Belajar Teori Belajar Bahasa Teori Bahasa Teori Psikologi
Behaviorism

Piaget’s Development Theory

Vygotsky and Social Cognition

Constructivism

Neuroscience

Brain-Based Learning

Learning Styles

Multiple Inteligence

Right Brain/Left Brain Thinking

Communities of Practice

Control Theoty

Observational Learning

Problem-Based Learning

Teori behavioris

Teori mentalis

Teori tradisional

Teori struktural

Teori transformasi

Teori tagmemik

Teori fungsional

Teori relasional

Behaviorisme

Kognitif

Catatan:

Teori belajar di atas dikutip dari Syamsudin (1999) ”Teori Belajar dalam Buku Teks” dalam Bahan Pelatihan Penulisan Buku Teks tanggal 22 Nopember – 24 Desember 1999 yang diselenggarakan atas Kerja sama SEAMEO-RECSAM-DEPDIKNAS di Universitas Negeri Semarang. Dari ke-13 teori belajar di atas, yang terpenting untuk dipahami adalah teori 1) Behaviorism, 2) Piaget’s Development Theory, 3) Vygotsky and Social Cognition, 4) Contructivism, 5) Multiple Intelligence, dan 6) Problem-Based Learning karena teori-teori tersebut merupakan dasar dari perkembangan teori belajar lainnya.

3. Fungsi Prinsip Pembelajaran

Istilah fungsi berasal dari bahasa Inggris function yang memiliki banyak arti di antaranya: jabatan, kedudukan, kegiatan, dan sebagainya. Fungsi atau peran adalah jabatan, kedudukan, atau kegiatam. Jadi, prinsip pembelajaran bahasa berfungsi sebagai kerangka teori dan pedoman pelaksanaan bagi komponen-komponen pengajaran bahasa. Sebagai pedoman/kerangka teori, setiap butir prinsip pengajaran bahasa memberikan arah yang harus ditempuh dalam pelaksanaan pengajaran.

4. Macam-macam Prinsip Pembelajaran

Prinsip pembelajaran dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) prinsip umum dan 2) prinsip khusus (lihat Supani, dkk. 1997/1998).

  1. Prinsip umum, yaitu prinsip pembelajaran yang dapat diberlakukan/berlaku untuk semua mata pelajaran di suatu sekolah/program pendidikan. Prinsip-prinsip umum pembelajaran di antaranya sebagai berikut.

1) Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan sebagai motivator siswa dalam belajar.

2) Prinsip belajar sambil bekerja/mengalami, yaitu dalam mempelajari sesuatu, apalagi yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman langsung, seperti belajar menulis siswa harus menulis, belajar berpidato harus melalui praktik berpidato.

3) Prinsip pemecahan masalah, yaitu dalam belajar siswa perlu dihadapkan pada situasi-situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya.

4) Prinsip perbedaan individual, yaitu setiap siswa memiliki perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dengan demikian, guru dalam kegiatan pembelajaran dituntut memperhitungkan perbedaa-perbedaan itu.

  1. Prinsip khusus, yaitu prinsip-prinsip pembelajaran yang hanya berlaku untuk satu mata pelajaran tertentu, seperti pembelajaran bahasa Indonesia. Setiap mata pelajaran memiliki banyak prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya sebagai berikut.

1) Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa, yaitu pembelajaran bahasa merupakan aktivitas membina siswa mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sebagai penutur bahasa. Artinya, siswa dilatih keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai melalui praktik berbahasa. Jadi, pembelajaran bahasa merupakan kegiatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi yang harus dilakukan melalui praktik menggunakan bahasa. Bukan sebaliknya, pembelajaran bahasa adalah aktivitas mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa.

2) Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana komunikasi dalam proses pembelajaran atau di kelas. Artinya, kegiatan pembelajaran tidak semata-mata ditujukan untuk mengenal dan menguasai bahasa target. Akan tetapi, proses pembelajaran harus menjadikan bahasa itu sebagai wahana dalam berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan bahasa target dalam setiap kesempatan berkomunikasi tentang topik-topik di luar bahasa (pendekatan komunikatif).

3) Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan.

4) Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri. Untuk itu, dalam mempelajari bahasa kedua harus menjaga jangan sampai terjadi interferensi (pengaruh) bahasa pertamanya terhadap bahasa kedua yang dipelajari.

2.2 Pendekatan Pembelajaran

1. Pengertian Pendekatan

Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang memiliki beberapa arti di anataranya diartikan dengan ’pendekatan’. Di dalam dunia pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan a way of beginning something ‘cara memulai sesuai’. Karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran.

Dalam pengertian yang lebih luas, pendekatan mengacu kepada seperangkat asumsi mengenai cara belajar-mengajar. Pendekatan merupakan titik tolak dalam memandang sesuatu, suatu filsafat atau keyakinan yang tidak selalu mudah membuktikannya. Jadi, pendekatan bersifat aksiomatis (Badudu 1996:17). Aksiomatis artinya bahwa kebenaran kebenaran teori-teori yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah suatu ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang memberi arah dan corak kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.

2. Fungsi Pendekatan

Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum dan langsung bagi langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan. Sering dikatakan bahwa pendekatan melahirkan metode. Artinya, metode suatu bidang studi, ditentukan oleh pendekatan yang digunakan. Di samping itu, tidak jarang nama metode pembelajaran diambil dari nama pendekatannya. Sebagai contoh dalam pengajaran bahasa. Pendekatan SAS melahirkan metode SAS. Pendekatan langsung melahirkan metode langsung. Pendekatan komunikatif melahirkar metode komuniatif.

Bila prinsip lahir dari teori-teori bidang-bidang yang relevan, pendekatan lahir dari asumsi terhadap bidang-bidang yang relevan pula. Misalnya, pendekatan pengajaran bahasa lahir dari asumsi-asumsi yang muncul terhadap bahasa sebagai bahan ajar, asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan belajar, dan asumsi terhadap apa yang dimaksud dengan mengajar. Berdasarkan asumsi-asumsi itulah kemudian muncul pendekatan pengajaran yang dianggap cocok bagi asumsi-asumsi tersebut. Asumsi terhadap bahasa sebagai alat komunikasi dan bahwa belajar bahasa yang utama adalah melalui komunikasi, lahirlah pendekatan komunikatif.

3. Perbedaan Prinsip dan Pendekatan

Supaya tidak salah pengertian antara prinsip pengajaran dengan pendekatan pengajaran, berikut ini disajikan beberapa perbedaan penting antara keduanya.

Prinsip Pendekatan
Lahir dari teori-teori Lahir dari asumsi-asumsi
Berperan sebagai kerangka teori metode pembelajaran. Berperan sebagai ancangan atau pedoman langsung metode pembelajaran.
Memberi pedoman kepada metode pem-belajaran dalam banyak hal, seperti bahan, siswa, guru, proses belajar mengajar. Memberi pedoman kepada metode pem-belajaran terutama dalam hal proses belajar mengajar.
Hubungannya dengan metode (penyusunan metode bersifat tak lagsung dalam bentuk saran). Hubungannya dengan penyusunan metode bersifat langsung dan menentukan wujud metode. Metode lahir dari pendekatan.

4. Macam Pendekatan

Pendekatan, seperti halnya prinsip, dibedakan menjadi 2, yaitu pendekatan umum dan pendekatan husus.

a. Pendekatan Umum yaitu pendekatan yang berlaku bagi semua bidang studi di suatu sekolah program. Contoh pendekatan umum yang ditetapkan kurikulum antara lain:

  1. a. Pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)

Pengajaran ini mengutamakan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

  1. b. Pendekatan Keterampilan Proses

Pengajaran ini tidak hanya ditujukan untuk penguasaan tujuan, tetapi juga penguasaan keterampilan untuk mencapai tujuan tersebut (keterampilan proses).

  1. c. Pendekatan Spiral

Pendekatan ini mengatur pengembangan materi yang dimulai dengan jumlah kecil yang terus meningkat. Dengan kata lain, dari materi dasar berkembang terus hingga materi lanjut.

  1. d. Pendekatan Tujuan

Pengajarannya dimulai dengan penetapan tujuan, terutama tujuan-tujuan operasional. Berdasarkan tujuan-tujuan itulah ditentukan bahan, metode, teknik, dan sebagainya.

b. Pendekatan khusus, yaitu pendekatan yang berlaku untuk bidang studi tertentu, misalnya pendekatan khusus pembelajaran bahasa Indonesia. Beberapa contoh pendekatan khusus yang pernah digunakan dalam pembelajaran bahasa misalnya:

  1. pendekatan komunikatif,
  2. pendekatan struktural,
  3. pendekatan Iisan (ora!),
  4. pendekatan langsung,

e. pendekatan tak langsung,

f. pendekatan alamiah.

2.3 Strategi Pembelajaran

Istilah strategi berasal dari Yunani strategia ’ilmu perang’ atau ’panglima perang’. Selanjutnya strategi diartikan sebagai suatu seni merancang operasi di dalam peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang angkatan darat atau laut. Strategi dapat diartikan pula sebagai suatu keterampilan mengatur suatu kejadian atau hal ikhwal (Hidayat 2000:1).

Antony (dalam Hidayat 2000: 1) menyatakan bahwa strategi adalah suatu teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Secara umum strategi diartikan suatu cara, teknik, taktik, atau siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Pringgowidagda 2002: 88).

Dick dan Carey (1985) yang dikutip oleh Suparman (1993:155) mengatakan bahwa suatu strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan bersama bahan-bahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Dick dan Carey menjelaskan lima komponen umum strategi pembelajaran, yaitu: a) kegiatan prapembelajaran, b) penyajian informasi, c) partisipasi siswa, d) tes, dan e) tindak lanjut. Kelima komponen tersebut bukanlah satu-satunya rumusan strategi pembelajaran.

Berkaitan dengan strategi ini, ada kesepakatan beberapa ahli. Mereka menyatakan bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan pendekatan pengajaran dalam mengelola kegiatan pembelajaran untuk menyampaikan materi atau isi pelajaran secara sistematik sehingga kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Berdasarkan pendapat ini, konsep strategi mencakupi empat pengertian sebagai berikut (Suparman 1993:156).

  1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan guru dalam menyampaikan isi pelajaran kepada siswa.
  2. Metode pembelajaran, yaitu cara pengajar mengorganisasikan materi pelajaran dan siswa agar terjadi proses belajar secara efisien dan efektif.
  3. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
  4. Waktu yang digunakan oleh guru dan siswa dalam menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.

Dengan demikian, strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan kata lain, strategi pembelajaran adalah cara yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Berikut ini akan dijelaskan empat komponen utama strategi pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pembelajaran, metode, media, dan waktu.

Urutan kegiatan pembelajaran mengandung beberapa komponen, yaitu pendahuluan, penyajian, dan penutup. Pendahuluan terdiri atas tiga langkah, yaitu a) penjelasan singkat tentang isi pembelajaran, b) penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman siswa (appersepsi), dan c) penjelasan tentang tujuan pembelajaran. Penyajian terdiri atas tiga langkah, yaitu a) uraian, b) contoh, dan c) latihan. Penutup terdiri atas dua langkah, yaitu a) tes formatif dan umpan balik dan b) tindak lanjut. Bila dibagankan urutan kegiatan pembelajaran sebagai berikut.

No. Komponen Langkah Kegiatan
1 Pendahuluan a. Penjelasan singkat tentang isi pembelajaran

b. Penjelasan relevansi isi pelajaran baru dengan pengalaman siswa (appersepsi)

  1. Penjelasan tentang tujuan pembelajaran
2 Penyajian a. Uraian

b. Contoh

c. Latihan

3 Penutup a. Tes formatif dan umpan balik

b. Tindak lanjut

Metode pembelajaran terdiri atas berbagai macam metode yang digunakan dalam setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Setap langkah itu mungkin menggunakan satu atau beberapa metode atau mungkin pula beberapa langkah menggunakan metode yang sama.

Media pembelajaran berupa media cetak dan atau media audiovisual yang digunakan pada setiap langkah pada urutan kegiatan pembelajaran. Seperti halnya penggunaan metode pembelajaran, ada kemungkinan beberapa media digunakan pada suatu langkah atau satu media digunakan pada beberapa langkah.

Berikut ini dibagankan hubungan keempat komponen yang membentuk strategi pembelajaran Suparman 1993:159).

Urutan Kegiatan Pembelajaran Metode Media Waktu

Pendahuluan

Deskripsi singkat


Relevansi


TIK


Penyajian

Uraian


Contoh


Latihan


Penutup

Tes formatif


Umpan balik


Tindak lanjut


Karena itu, dalam pemilihan strategi pembelajaran ada dua pertanyaan yang harus diperhatikan. Pertama, seberapa jauh strategi yang disusun itu didukung dengan teori-teori psikologi dan teori pembelajaran yang ada? Kedua, seberapa jauh strategi yang disusun itu efektif dalam membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan?

2.4 Metode Pembelajaran

Istilah metode berasal dari bahasa Yunani methodos ’jalan’, ’cara’. Karena itu, metode diartikan cara melakukan sesuatu.

Dalam dunia pembelajaran, metode diartikan ’cara untuk mencapai tujuan’. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara-cara menyeluruh (dari awal sampai akhir) dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Jadi, metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan, sedangkan pendekatan bersifat filosofis, atau bersifat aksioma.

Dengan demikian, metode bersifat prosedural. Artinya, menggambarkan prosedur bagaimana mencapai tujuan-­tujuan pengajaran. Karena itu, tepat bila dikatakan bahwa setiap metode pembelajaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen metode itu. Kegiatan-kegiatan sebagai bagian atau komponen metode itu bila digambarkan dalam bentuk bagan akan tampak sebagai berikut.

Tahap Kegiatan

I. Persiapan

Seleksi (pemilihan bahan ajar dengan berpedo-man kepada kurikulum.
Gradasi (penyusunan bahan, tujuan, dan seba-gainya sehingga menjadi rencana pembelajaran (RPP).

II. Pelaksanaan

Presentasi awal (penyajian atau pengenalan bahan kepada siswa)
Presentasi lanjut (pemantapan, latihan).

III. Penilaian

Penilaian formatif (proses pembelajaran)
Penilaian sumatif sudah di luar metode

Jadi, secara keseluruhan metode pengajaran itu mencakup tiga tahap kegiatan, yaitu persiapan (preparasi), pelaksanaan (presentasi), dan penilaian (evaluasi). Setiap tahap diisi pula oleh langkah-Iangkah kegiatan yang lebih spesifik. Dari bagan di atas terlihat bahwa tahap I (persiapan) tidak kelihatan di sekolah karena biasa dilakukan guru di rumah. Ini membuktikan bahwa metode pengajaran itu luas cakupannya, mencakup kegiatan guru yang ada di rumah sampai ke sekolah dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang mencakup pemilihan, penentuan, dan peyusunan secara sistematis bahan yang akan diajarkan, serta kemungkinan pengadaan remidi dan bagaimana pengembangannya. Karena itu,metode pengajaran dapat dikatan sebagai cara-cara guru mencapai tujuan pengajaran dari awal sampai akhir yang terdiri atas lima kegiatan pokok. Kegiatan-kegiatan tersebut sebagai berikut:

1) pemilihan bahan,

2) penyusunan bahan,

3) penyajian,

4) pemantapan, dan

5) penilaian formatif.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara prosedural sebenarnya semua metode pengajaran itu sama. Yang membedakannya adalah pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianutnya. Hal itu karena keduanya, terutama pendekatan, sangat menentukan corak sebuah metode pengajaran. Metode disusun (dilaksanakan tahap-tahapnya) dengan berpedoman kepada pendekatan dan prinsip-prinsip yang dianut. Pendekatan (dan juga prinsip) inilah yang mempengaruhi setiap langkah kegiatan metode, yaitu mempengaruhi pemilihan bahan, penyusunan, pengajian, pemantapan, dan juga penilaian. Karena itu, tidak heran bila nama-nama metode pengajaran bahasa banyak yang menggunakan nama-nama pendekatannya. Contohnya metode komunikatif berasal dari pendekatan komunikatif dan metode SAS berasal dari pendekatan SAS.

Sama seperti prinsip dan pendekatan, metode pengajaran juga terbagi atas dua bagian, yaitu metode umum dan metode khusus.

a. Metode Umum (Metode Umum Pembelajaran)

Metode umum adalah metode yang digunakan untuk semua bidang studi/mata pelajaran, milik bersama semua bidang studi. Contoh metode umum ini antara lain:

  1. metode ceramah,
  2. metode tanya jawab,
  3. metode diskusi,

d. metode ramu pendapat,

e. metode demonstrasi,

f. metode penemuan,

  1. metode inkuiri,

h. metode pemberian tugas dan resitasi, dan

i. metode latihan.

b. Metode Khusus (Metode Khusus Pembelajaran Bidang Studi Tertentu)

Metode khusus adalah metode pembelajaran tiap-tiap bidang studi, misalnya metode khusus pengajaran bahasa. Metode khusus ini tentu sangat ditentukan oleh corak bidang studi yang bersangkutan dan tujuan pengajarannya. Bidang studi yang mirip tentu akan memiliki metode khusus yang mirip pula. Metode khusus pembelajaran bahasa dapat dibagi atas dua bagian besar, yaitu:

  1. metode pengajaran bahasa pertama (bahasa ibu), dan
  2. metode pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing.

Di antara kedua jenis metode pengajaran bahasa ini, metode pengajaran bahasa kedualah yang lebih banyak ragamnya, lebih berkembang berkat pengajaran bahasa Inggris sebagai bahasa kedua atau bahasa asing di seluruh dunia. Istilah bahasa kedua dalam hal ini mencakup pula bahasa ketiga, keempat, dan seterusnya yang dipelajari oleh seseorang.

Bahasa Indonesia bagi kebanyakan orang Indonesia adalah bahasa kedua. Hal itu karena sewaktu kecil mereka telah beroleh bahasa ibu, dalam hal ini bahasa ibu. Contoh metode-metode pengajaran bahasa kedua yang pernah populer adalah

  1. metode tata bahasa terjemahan,
  2. metode langsung,
  3. metode eklektik,
  4. metode audiolingual,
  5. metode SAS (Struktural Analitik Sintetik), dan
  6. metode komunikatif.

2.5 Teknik Pembelajaran

Bila Anda hanya mengenal pendekatan dan metode saja sebenarnya Anda baru mengetaui penyampaian pelajaran secara teoretis (Hidayat dkk. 2000: 60). Karena ada suatu alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pelajaran itu, yaitu teknik.

Teknik artinya cara, yaitu cara mengerjakan atau melaksanakan sesuatu. Jadi, teknik pengajaran atau mengajar adalah daya upaya, usaha-usaha, cara-cara yang digunakan guru untuk melaksanakan pengajaran atau mengajar di kelas pada waktu tatap muka dalam rangka menyajikan dan memantapkan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran (TIK/TPK pada kurikulum sebelum 2004, indikator setelah kurikulum 2004) saat itu.

Karena itu, teknik bersifat implementasional (pelaksanaan) dan terjadinya pada tahap pelaksanaan pengajaran (penyajian dan pemantapan). Kalau kita perhatikan guru yang sedang mengajar di kelas, maka yang tampak pada kegiatan guru – murid itu adalah teknik mengajar.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teknik pembelajaran adalah siasat atau cara yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar untuk dapat memperoleh hasil yang optimal. Teknik pembelajaran ditentukan berdasarkan metode yang digunakan, dan metode disusun berdasarkan pendekatan yang dianut. Dengan kata lain, pendekatan menjadi dasar penentuan metode, dari metode dapat ditentukan teknik. Karena itu, teknik yang digunakan guru dapat bervariasi sekali. Untuk metode yang sama dapat digunakan teknik pembelajaran yang berbeda-beda, bergantung pada berbagai faktor.

Karena itu, teknik pembelajaran yang digunakan guru tergantung pada kemmapuan guru itu mencarai akal atau siasat agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan teknik pembelajaran di antaranya 1) situasi kelas, 2) lingkungan, 3) kondisi siswa, sifat-sifat siswa, dan kondisi yang lain.

Dalam percakapan sehari-hari kata metode dan taknik ini diartikan sama, yaitu cara. Dengan demikian, guru sering mencampuradukkan antara metode pengajaran dan teknik mengajar. Kalau teknik mengajar disebut metode mengajar masih bisa diterima karena metode mencakup teknik. Sebaliknya, kalau sebuah metode pengajaran disebut teknik pengajaran jelas tidak tepat sama sekali.

Agar lebih jelas, ada baiknya kita perbandingkan metode dan teknik ini dengan menampilkan perbedaannya sebagai berikut.

No. Metode Teknik
1 Mencakup semua tahap dalam proses belajar mengajar. Hanya tertuju kepada satu tahap proses belajar mengajar, yaitu pada tahap pelaksanaan.
2 Bersifat prosedural (menggam-barkan prosedur langkag-lang-kah menyeluruh proses belajar mengajar). Bersifat implementasional (meng-gambarkan pelaksanaan pengajaran di kelas).
3 Tidak tampak, tidak bisa dide-teksi dengan jelas dengan melihat guru yang sedang mengajar di kelas. Tampak pada saat melihat guru yang sedang mengajar di kelas.
4 Ditunjukkan untuk mencapai tujuan umum pengajaran (TIU/ TPU pada kurikulum sebelum 2004, KD pada kurikulum setelah 2004). Ditujukan untuk mencapai tujuan khusus (TIK/TPK pada kurikulum sebelum 2004, indikator untuk kurikulum setelah 2004) suatu pertemuan.
5 Jumlahnya hanya satu (satu metode khusus) untuk satu bidang studi dalam satu program. Jumlahnya sangat banyak untuk setiap pengajaran bidang studi dalam suatu program.
6 Metode pengajaran (metode khusus) ditetapkan oleh kur-ikulum, guru tinggal mengi-kutinya. Guru bebas memilih teknik asal cocok dan dapat mencapai tujuan pengajaran bahan yang sedang diajarkannya.

Seperti halanya prinsip, pendekatan, dan metode, teknik pembelajaran dapat dibagi atas dua bagian, yaitu teknik umum dan teknik khusus.

1. Teknik Umum (Teknik Umum Mengajar)

Teknik umum adalah cara-cara yang dapat digunakan untuk semua bidang studi. Teknik umum di antaranya sebagai berikut.

a. teknik ceramah

b. teknik tanya jawab

c. teknik diskusi

d. teknik ramu pendapat

e. teknik pemberian tugas

f. teknik latihan

g. teknik inkuiri

h. teknik demonstrasi

i. teknik simulasi.

Nama-nama teknik umum ini sama seperti nama-nama metode umum, namun wujudnya tentu berbeda. Misalnya ceramah. Sebagai metode, ceramah mencakup pemilihan, penyusunan, dan penyajian bahan. Bahkan, metode ceramah juga mencakup bagaimana menyajikan bahan, dan biasanya teknik ceramah itu hanya salah satu teknik yang dipakai dalam suatu pertemuan atau kegiatan belajar mengajar.

b. Teknik Khusus (Teknik Khusus Pengajaran Bidang Studi Tertentu)

Teknik khusus adalah cara mengajarkan (menyajikan atau memantapkan) bahan-bahan pelajaran bidang studi tertentu. Teknik khusus pengajaran bahasa mempunyai ragam dan jumlah yang sangat banyak. Hal ini karena teknik mengacu kepada penyajian materi dalam lingkup yang keci!. Sebagai contoh, teknik pengajaran keterampilan berbahasa terdiri atas teknik pembelajaran membaca, teknik pembelajaran menulis, teknik pembelajaran berbicara, teknik pembelajaran menyimak, teknik pembelajaran tata bahasa, dan teknik pembelajaran kosa kata. Pembelajaran membaca terbagi pula atas teknik pembelajaran membaca permulaan dan teknik pembelajaran membaca lanjut. Masing-masing terdiri pula atas banyak macam. Begitulah, teknik khusus itu banyak sekali macamnya karena teknik khusus itu berhubungan dengan rincian bahan pembelajaran.

Dalam setiap kegiatan belajar mengajar, misalnya guru bahasa Indonesia, hanya menggunakan satu metode, katakanlah metode khusus pembelajaran bahasa (yang ditunjang sejum!ah pendekatan dan prinsip), tetapi menggunakan sejumlah teknik, baik umum maupun khusus. Teknik ini setiap saat divariasikan.

2.6 Model Pembelajaran

1. Pengertian Model Pembelajaran

Istilah model pembelajaran sering dimaknai sama dengan pendekatan pembelajaran. Bahkan kadang suatu model pembelajaran diberi nama sama dengan nama pendekatan pembelajaran. Sebenarnya model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada makna pendekatan, strategi, metode, dan teknik.

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Dengan kata lain, model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, media (film-film), tipe-tipe, program-program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar).

Hal ini sejalan dengan pendapat Joyce (1992) “Earch model guides us as we design instruction to helf students achieve various objectis” . Artinya, setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Sejalan dengan Joyce, Joyce dan Weil (1992:1) menyatakan “Models of teaching are really models of learning. As we help student acquire information, ideas, skills, value, ways of thinking and means of expessing themselves, we are also teaching them how to learn”. Artinya, model pembelajaran merupakan model belajar. Dengan model tersebut guru dapat membantu siswa mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu, model belajar juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran (kompetensi pembelajaran), dan pengelolaan kelas (Kardi dan Nur 2000:8). Hal ini sejalan dengan pendapat Arend (1997) “The term teaching model refers to a particular aproach to instruction that includes its goals, sintax, enviroment, and management system”. Artinya, model pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu, termasuk tujuannya, langkah-langkahnya (syntax), lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.

Arend (1997) memilih istilah model pembelajaran didasarkan pada dua alasan penting. Pertama, istilah model memiliki makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Kedua, model dapat berfungsi sebagai sarana komunikasi yang penting, apakah yang dibicarakan tentang mengajar di kelas, atau praktik mengawasi anak-anak.

Atas dasar pendapat di atas, model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai berikut. Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik (teratur) dalam pengorganisasian kegiatan (pengalaman) belajar untuk mencapai tujuan belajar (kompetensi belajar). Dengan kata lain, model pembelajaran adalah rancangan kegiatan belajar agar pelaksanaan KBM dapat berjalan dengan baik, menarik, mudah dipahami, dan sesuai dengan urutan yang lagis.

2. Fungsi Model Pembelajaran

Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Karena itu, pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.

3. Ciri Model Pembelajaran

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pendekatan, strategi, metode, dan teknik. Karena itu, suatu rancangan pembelajaran atau rencana pembelajaran disebut menggunakan model pembelajaran apabila mempunyai empat ciri khusus, yaitu (a) rasional teoretik yang logis yang disusun oleh penciptanya atau pengembangnya, (b) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai), (c) tingkah laku yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan secara berhasil, dan (d) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kardi dan Nur dalam Trianto 2007).

Suatu model pembelajaran akan memuat antara lain: (a) deskripsi lingkungan belajar, (b) pendekatan, metode, teknik, dan strategi, (c) manfaat pembelajaran, (d) materi pembelajaran (kurikulum), (e) media, dan (f) desain pembelajaran.

4. Macam Model Pembelajaran

Model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembelajaran, sintaknya (langkah-langkahnya), dan sifat lingkungan belajarnya. Arends (1997) menyebutkan enam model pembelajaran yang sering dan praktis digunakan guru dalam pembelajaran, yaitu: presentasi, pengajaran langsung (direct instruction), pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berdasarkan masalah (problem base instruction), dan diskusi kelas.

Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam implementasi pembelajaran di antaranya sebagai berikut (lihat Karli dan Yuliariatiningsih 2002).

(a) model pembelajaran kontekstual (CTL),

(b) model pembelajaran berdasarkan masalah,

(c) model pembelajaran konstruktivisme,

(d) model dengan pendekatan lingkungan,

(e) model pengajaran langsung,

(f) model pembelajarn terpadu, dan

(g) model pembelajaran interaktif.

5. Cara Memilih Model Pembelajaran

Dalam pembelajarkan suatu materi (tujuan/kompetensi) tertentu, tidak ada satu model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran lainnya. Artinya, setiap model pembelajaran harus disesuaikan dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus mempertimbangkan antara lain materi pelajaran, jam pelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, lingkungan belajar, dan fasilitas penunjang yang tersedia. Dengan cara itu, tujuan (kompetensi) pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.

Hal itu sejalan dengan pemikiran Arends (1997:7) yaitu model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahapkegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan engelolaan kelas. Hal itu dengan harapan bahwa setiap model pembelajaran dapat mengarahkan kita mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh 1) sifat dari materi yang akan diajarkan, 2) tujuan akan dicapai dalam pengajaran, 3) tingkat kemampuan peserta didik, 4) jam pelajaran (waktu pelajaran), 5) lingkungan belajar, dan 6) fasilitas penunjang yang tersedia.

Kualitas model pembelajaran dapat dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek proses mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir kreatif. Aspek produk mengacu apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan (kompetensi), yaitu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan standar kemampuan atau kompetensi yang ditentukan. Dalam hal ini sebelum melihat hasilnya, terlebih dahulu aspek proses sudah dapat dipastikan berlangsung baik.

Karena itu, setiap model memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap model memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Sifat materi dari sistem saraf (penerimaan/proses berpikir) banyak konsep dan informasi-informasi dari teks buku bacaan materi ajar siswa, di samping banyak kegiatan pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar kegiatan siswa (Trianto 2007: 5-6).

Berikut ini diberikan contoh model pembelajaran yang mengaitkan antara tema, subtema, pembelajaran menjadi unit kegiatan pembelajaran yang terpadu dan berkesinambungan.

Contoh 1

Topik/Tema : Lingkungan

Subtopik : Beberapa subtopik yang dapat dipilih

  1. Kebersihan lingkungan
  2. Pencemaran lingkungan
  3. Ketertiban lingkungan
  4. Peran pemuda dalam melestarikan lingkungan

Aspek keterampilan bahasa yang dikembangkan

1. Membaca (menangkap isi bacaan)

2. Menulis (menggunakan kata baru dalam konteks)

3. Berwawancara

4. Menulis (menulis karangan atau surat)

5. Membaca (membaca cerpen kemudian membicarakan hal-hal yang menarik)

Apabila subtopik yang dipilih adalah kebersihan lingkungan maka pengembangannya menjadi program belajar dapat berwujud, misalnya, seperti berikut ini.

  1. Membaca bacaan tentang pentingnya kebersihan lingkungan
  2. Menyusun dan menjawab pertanyaaan tentang isi bacaan
  3. Mencari kata sulit, sinonim, dan lawan kata.
  4. Menggunakan kata sulit dalam kalimat
  5. Melakukan pengamatan tentang masalah kebersihan di lingkungan setempat
  6. Mencatat hasil pengamatan
  7. Membuat daftar pertanyaan tentang masalah kebersihan lingkungan
  8. Berwawancara dengan penduduk setempat tentang kebersihan lingkungan
  9. Mencatat dan membuat laporan hasil wawancara
  10. Menulis karangan singkat tentang masalah kebersihan lingkungan
  11. menulis surat pembaca atau surat kepada Kepala Desa mengenai kebersihan
  12. Membaca cerpen dan mendiskusikan hal-hal yang menarik dalam cerpen itu. Misalnya tentang pelukisan atau suasana.

Contoh 2

Tema : Teknologi

Subtema : Beberapa anak tema yang dapat dipilih

1. Teknologi untuk kepentingan sehari-hari

2. Teknologi dalam rumah tangga

3. Teknologi di pedesaan

4. Manfaat teknologi untuk meningkatkan produksi

Aspek keterampilan bahasa yang dikembangkan

1. Menyimak penjelasan dan menangkap maksudnya

2. Mengamati

3. Mencatat sesuatu yang diamati

4. Menjelaskan cara kerja atau atau cara menggunakan sesuatu alat

5. Menulis karangan

Apabila yang dipilih teknologi dalam rumah tangga maka pengembangan model pembelajarannya dapat berwujud sebagai berikut.

  1. 1. Menyimak penjelasan apa yang dimaksud dengan teknologi dan manfaatnya bagi manusia.
  2. 2. Menceritakan kembali secara lisan hasil simakannya.
  3. 3. Mencatat manfaat tiap macam teknologi.
  4. 4. Menjelaskan apa akibatnya jika tidak ada teknologi.
  5. 5. Menjelaskan bagaimana cara kerja dan cara menggunakan alat rumah tangga dan merawatnya (tertulis).
  6. 6. Membuat karangan fiksi, misalnya apa yang terjadi apabila teknologi tidak berkembang seperti sekarang.

PUSTAKA RUJUKAN

Arends, R. 1997. Classroom Instruction Management. New York: The Mc Graw-Hill Company.

Badudu, J.S. 1996. Pintar Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Balai Pustaka.

Hastuti, Sri. 1996/1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III.

Hidayat, Kosadi, dkk. 2000. Seri Pengajaran Bahasa Indonesia I: Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Tanpa Kota: Putra Abardin.

Karli, Hilda dan Yuliariatiningsih, Margaretha Sri. 2002. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi: Model-model Pembelajaran.

Sapani, H. Suardi, dkk. 1997/1998. Teori Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D III

Suparman, Atwi. 1993. Desain Intruksional. Jakarta: PAU untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Dirjen Dikti.

Syafi’i, Imam. 1994. Terampil Berbahasa Indonesia 1: Petunjuk Guru Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Umum Kelas 1. Jakarta: Balai Pustaka.

Syamsudin, Hifna. 1999. ”Teori Belajar dalam Buku Teks”, Bahan Pelatihan Penulisan Buku Teks yang diselenggarakan atas Kerjasama SEAMEO-RECSAM-DEPDIKNAS di Universitas Negeri Semarang tanggal 22 Nopember – 24 Desember 1999.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Jumat, 29 Oktober 2010

sabar wong...

Kajian Islam :
Sabar
oleh : Dr. Muhammad bin Abdul Aziz Al Khudhairy


Definisi Sabar

Secara etimologi, sabar (ash-shabr) berarti: al-habs atau al-kaff (menahan), Allah berfirman:

واصبر نفسك مع الذين يدعون ربهم بالغداة والعشي

“Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari.” (Al-Kahfi: 28)
Maksudnya: tahanlah dirimu bersama mereka.

Secara istilah, definisi sabar adalah: menahan diri dalam melakukan sesuatu atau meninggalkan sesuatu untuk mencari keridhaan Allah, Allah berfirman:

والذين صبروا ابتغاء وجه ربهم

“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Rabbnya” (Ar-Ra’d: 22).

Dalam definisi sabar ini tersirat bahwa sabar terbagi menjadi tiga macam dan motivatornya.

Ketiga macam sabar itu adalah: Sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah, sabar dalam meninggalkan perbuatan maksiat terhadap Allah dan sabar dalam menerima taqdir yang menyakitkan.

Merujuk kepada definisi sabar secara istilah, maka yang termasuk kelompok “dalam melaksanakan sesuatu” adalah jenis kesabaran yang pertama, sedangkan yang termasuk dalam kelompok “dalam meninggalkan sesuatu” adalah jenis kesabaran yang kedua dan ketiga. Masuknya jenis kesabaran kedua dalam kelompok terakhir adalah jelas, karena itu merupakan penahanan diri dalam meninggalkan perbuatan maksiat terhadap Allah, sedangkan masuknya sabar jenis ketiga karena merupakan penahanan diri untuk tidak bersedih dan tidak marah ketika menerima taqdir Allah yang menyakitkan.

Adapun motivator sabar terdapat dalam ungkapan definisi kami yang berbunyi “Untuk mencari keridhaan Allah”, Allah berfirman:

ولربك فاصبر

“Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah.” (Al-Muddatstsir: 7).

Dengan demikian, kesabaran yang motivasinya bukan untuk mencari keridhaan Allah tidak berpahala dan tidak pula terpuji, Allah Subhaanahu Wata'aala telah memberi pujian kepada orang-orang berakal yang di antara sifat-sifat mereka adalah seperti yang telah Allah sebutkan dalam firman-Nya:

والذين صبروا ابتغاء وجه ربهم وأقاموا الصلاة وأنفقوا مما رزقناهم سرا وعلانية

“Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Rabbnya, mendirikan shalat dan menafkahkan sebagian rejeki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan.” (Ar-Ra’d: 22).

Nash ini menunjukkan pada suatu hakekat yang amat penting, yaitu bahwa akhlak yang harus disikapi oleh seorang Mu’min adalah akhlak yang berlandaskan kepada ketuhanan, bukan berlandasan situasi dan kondisi ataupun materi, melainkan ketuhanan, baik ditinjau dari segi sumber kewajiban menerapkan akhlak itu atau dari segi motivator yang mendorong untuk menyandangnya. Dengan demikian akhlak seorang Mu’min tidak dipengaruhi oleh pengawasan manusia, ada atau tidak adanya pengawasan manusia tidak mempengaruhinya dalam bersikap baik, bahkan sikap baik akan selalu dikerjakan oleh seorang Mu’min di setiap waktu dan keadaan, karena ia selalu dalam pengawasan Tuhan dan karena keridhaan Allah adalah motifnya.

Urgensi Sabar

Sabar adalah akhlak yang amat nyata dan paling banyak disebutkan dalam Al-Qur’an, bahkan telah disebutkan lebih dari seratus kali. Hal itu tidak lain karena sabar merupakan poros sekaligus asas dari segala macam akhlak baik, karena itulah setiap kali anda menelusuri kebaikan atau keutamaan maka anda akan menemukan bahwa asas dan landasannya adalah sabar; ‘Iffah (menjaga kesucian diri), adalah sabar untuk menahan diri dari syahwat kemaluan dan menahan pandangan dari sesuatu yang diharamkan. Kemuliaan jiwa adalah sikap sabar dengan menahan diri dari syahwat perut. Menyimpan rahasia adalah sabar dengan menahan diri dalam menampakkan sesuatu yang tidak baik untuk ditampakkan yang berupa pembicaraan. Zuhud (tidak suka pada keduniawian) adalah sabar untuk menahan diri terhadap kehidupan yang berlebihan. Qana’ah (merasa puas dengan apa yang dimiliki) adalah sabar dengan menahan diri untuk merasa puas dengan apa yang dimiliki. Hilm (lemah lembut) adalah sabar dengan menahan diri dari sesuatu yang dapat membangkitkan amarah. Waqar (bersikap tenang) adalah sabar untuk tidak tergesa-gesa dan tidak kurang akal. Berani adalah bersabar dengan menahan diri dari sesuatu yang mengajak untuk melarikan diri. Pemaaf adalah sabar dengan menahan diri untuk tidak melakukan balas dendam. Pemurah adalah sabar dengan menahan diri untuk tidak memenuhi panggilan kekikiran. Semangat adalah sabar dengan menahan diri dari sesuatu yang mengajak pada kelemahan atau kemalasan.

Ini menunjukkan saling berkaitannya faktor-faktor pengukuh agama yang kesemuanya bersumbu pada kesabaran, hanya saja namanya berbeda-beda namun memiliki makna yang sama. Seorang yang cerdik adalah orang yang memandang sesuatu pertama kali pada hakekatnya dan makna yang terkandung di dalamnya, kemudian pandangan itu ia alihkan kepada nama dari sesuatu itu, karena hakekat dan makna yang terkandung adalah pokok, sedangkan nama hanyalah cabang, dan barangsiapa yang mencari pokok dari cabangnya maka ia akan tergelincir.

Dari sini dapat kita ketahui, mengapa Al-Qur’an mengkaitkan kemenangan hanya dengan sabar sebagaimana firman-Nya:

وجزاهم بما صبروا جنة وحريرا

“Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera.” (Al-Insan: 12).

أولئك يجزون الغرفة بما صبروا ويلقون فيها تحية وسلاما

“Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam Surga) karena kesabaran mereka, dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya.” (Al-Furqan: 75).

سلام عليكم بما صبرتم فنعم عقبى الدار

“(Sambil mengucapkan):”Salamun ‘alaikumbima shabartum”. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (Ar-Ra’d: 24).

Dan dapat pula kita pahami di sini bahwa perhatian besar Al-Qur’an pada sikap sabar ini karena besarnya nilai sabar dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat. Sabar bukanlah sikap baik yang dinomor duakan, melainkan termasuk kebutuhan yang lazim, yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia, maka tidak ada keberhasilan di dunia, tidak ada pertolongan dan keteguhan kecuali dengan kesabaran.

Tidak ada keberuntungan di akhirat, tidak pula kemenangan dan keselamatan kecuali dengan kesabaran. Seandainya tidak ada kesabaran pada seorang petani, pelajar, tentara dan lain-lainnya, tentulah tidak akan berhasil mencapai apa yang mereka tuju.

Seorang penyair menyebutkan :
“Tidaklah orang yang bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu yang diusahakannya dan disertai pula dengan kesabaran, kecuali ia pasti akan meraih keberhasilan”.

Penyair lainnya menyebutkan :
“Janganlah sekali-kali engkau berputus asa walaupun harus menempuh masa yang panjang, jika engkau meminta pertolongan dengan sikap sabar, pasti kau akan menemukan jalan keluarnya. Berperilakulah seperti orang yang sabar saat mengejar tujuannya, laksana pengetuk pintu yang terus menerus mengetuk.”

Dan jika demikian halnya dalam urusan dunia maka dalam urusan akhirat sikap sabar lebih dibutuhkan dan lebih ditekankan. Abu Thalib Al-Makky berkata: “Ketahuilah bahwa sabar adalah sebab masuknya seseorang ke dalam Surga, dan sebab selamatnya seseorang dari siksa api Neraka, sebab telah disebutkan dalam suatu hadits:

حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ.

“Surga itu dikelilingi dengan hal-hal yang dibenci, sementara Neraka dikelilingi dengan berbagai macam syahwat.” [Diriwayatkan oleh Muslim dengan lafazh seperti ini dalam bab Sifatul Jannah No. 2822 yang diriwayatkan dari Anas, dan hadits ini juga telah disebutkan dalam Ash-Shahihain dari hadits Abu Hurairah]

Maka seorang Mu’min membutuhkan kesabaran dalam menjauhi perbuatan yang tidak disukai agar dapat masuk Surga, dan membutuhkan kesabaran untuk meninggalkan perbuatan maksiat agar selamat dari api Neraka. [Quut Al-Quluub, 1/200]

Ia juga mengatakan: “Ketahuilah bahwa kebanyakkan dosa yang dilakukan manusia adalah pada dua hal, yaitu: sedikitnya kesabaran terhadap apa yang mereka cintai dan sedikitnya kesabaran terhadap apa yang mereka benci”. [Quut Al-Quluub, 1/199]

Jika demikian halnya kedudukan sabar terhadap setiap manusia, maka orang-orang yang beriman adalah yang paling besar kebutuhannya terhadap kesabaran, karena mereka selalu manghadapi berbagai macam ujian dan cobaan dalam kehidupan mereka di dunia ini, Allah berfirman:

الم (1) أحسب الناس أن يتركوا أن يقولوا آمنا وهم لا يفتنون (2) ولقد فتنا الذين من قبلهم فليعلمن الله الذين صدقوا وليعلمن الكاذبين (3)

“Alif laaf miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan; ‘Kami telah beriman’ sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 1-3).

Dan berfirman pula Allah Subhaanahu Wata'aala:

أم حسبتم أن تدخلوا الجنة ولما يأتكم مثل الذين خلوا من قبلكم مستهم البأساء والضراء وزلزلوا حتى يقول الرسول والذين آمنوا معه متى نصر الله ألا إن نصر الله قريب

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk Surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu, mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah”. Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al-Baqarah: 214).

Penekanan akan pentingnya sabar lebih ditekankan lagi pada firman Allah yang berbunyi:

لتبلون في أموالكم وأنفسكم ولتسمعن من الذين أوتوا الكتاب من قبلكم ومن الذين أشركوا أذى كثيرا وإن تصبروا وتتقوا فإن ذلك من عزم الأمور

“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.” (Ali Imran: 186).

Ayat ini menerangkan bahwa komponen-komponen kekufuran dengan berbagai jenisnya telah bersatu untuk mengadakan perlawanan terhadap Islam, dan ayat ini menerangkan pula tentang strategi yang harus dilakukan kaum Mukminin dalam menghadapi itu dengan bersikap sabar yang dipadukan dengan ketakwaan. Jadi, sikap sabar saja tidaklah cukup sehingga mereka padukan sikap kesabaran itu dengan taqwa mereka kepada Allah, yaitu dengan cara memelihara diri mereka dari membalas permusuhan dengan menggunakan cara-cara mereka yang keji, tidak memperlakukan musuh dengan cara yang hina, maka kaum Mu’minin hendaknya tidak membalas tipu daya dengan tipu daya pula, karena orang-orang yang beriman itu memiliki kepribadian yang mulia dalam keadaan damai ataupun perang, dalam keadaan susah ataupun senang. Kemudian ayat ini menerangkan bahwa gangguan yang seringkali datang dari golongan kafir adalah bersifat gangguan yang didengar atau provokasi, dan itu sangat banyak. Maka sudah menjadi keharusan bagi kaum Muslimin untuk tetap bersikap tegar dan mantap dalam mendengarkan isu, provokasi, gosip, berita bohong dan hal sejenis lainnya yang datang dari orang-orang kafir hingga datang pertolongan Allah kepada mereka.

Para Utusan Allah shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada mereka semua adalah golongan orang beriman yang paling membutuhkan kesabaran, karena mereka adalah orang-orang yang meluruskan landasan hidup dengan da’wah dan mengusahakan perubahan pada manusia, yang mana dalam usaha tersebut terkadang di antara mereka harus menghadapi sekelompok umat manusia yang keras kepala dan mendustakannya bahkan melawannya, bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :

أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً اْلأَنْبِيَاءُ ثُمَّ اْلأَمْثَلُ فَاْلأَمْثَلُ

“Manusia yang paling besar cobaannya adalah para nabi, kemudian yang setara kemudian yang setara.”

Semakin hebat keras kepala mereka dan semakin jauh kesesatan mereka, maka semakin besar pula kebutuhan nabi yang diutus kepada mereka akan kesabaran, seperti halnya para Ulul ‘Azmi; Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad, semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada mereka semua.

Perintah Allah kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam untuk bersabar adalah banyak sekali disebutkan di dalam Al-Qur’an, hal itu karena da’wah yang dilakukan oleh Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam adalah da’wah yang bersifat universal, yaitu untuk menda’wahi seluruh umat manusia di permukaan bumi ini. Dengan demikian musuh-musuh yang menentang da’wah beliau adalah lebih banyak, maka kebutuhan seorang pemimpin da’wah akan kesabaran adalah sangatlah besar. Beliau telah menghadapi berbagai macam penderitaan dalam melaksanakan da’wah, baik penderitaan jasmani, rohani, materi, maupun penderitaan lainnya. Akan tetapi semua penderitaan itu berhasil beliau atasi dengan kesabaran yang Allah perintahkan kepada beliau pada dua puluh tempat dalam Al-Qur’an. Semua perintah bersabar itu terjadi pada masa kehidupan beliau di Mekkah sebelum hijrah, karena masa itu adalah masa yang penuh dengan ujian, cobaan, kelemahan dan di bawah bayangan kekuasaan orang-orang kafir. Di antara firman Allah yang ditujukan kepada beliau yang berkenaan dengan sabar adalah:

تلك من أنباء الغيب نوحيها إليك ما كنت تعلمها أنت ولا قومك من قبل هذا فاصبر إن العاقبة للمتقين

“Itu adalah di antara berita-berita penting tentang yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); tidak pernah kamu mengetahuinya dan tidak (pula) kaummu sebelum ini. Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.” (Huud: 49).

واصبر وما صبرك إلا بالله ولا تحزن عليهم ولا تك في ضيق مما يمكرون

“Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.” (An-Nahl: 127).

واصبر نفسك مع الذين يدعون ربهم بالغداة والعشي يريدون وجهه ولا تعد عيناك عنهم تريد زينة الحياة الدنيا

“Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini.” (Al-Kahfi: 28).

Allah Subhaanahu Wata'aala berfirman dalam surat Ath-Thuur yang mengandung hikmah besar dan mengandung unsur pendidikan berkenaan dengan sikap sabar:

واصبر لحكم ربك فإنك بأعيننا وسبح بحمد ربك حين تقوم

“Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Rabbmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji tuhanmu ketika kamu bangun berdiri.” (Ath-Thuur: 48).

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan beliau untuk bersabar dalam menunggu ketetapan Allah, karena sesungguhnya Allah tidak menetapkan sesuatu kecuali dengan benar dan penuh keadilan, dalam ayat ini Allah berfirman:
“Maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami”.

Dengan menggunakan kata “Kami” untuk menambah keteguhan dan kemantapan pada diri beliau sehingga semakin besar pula rasa belas kasih Allah kepada beliau, sedangkan yang diungkapkan kepada Nabi Musa Allah berfirman:

ولتصنع على عيني

“Dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (Thaha: 39).

Sebab barangsiapa yang berada dalam pengawasan dan pemeliharaan Allah, maka tidak akan luput dan tidak akan terkalahkan.

Kemudian pada ayat yang sama Allah memerintahkan beliau untuk bertasbih, juga dalam sejumlah ayat lainnya yang menyertai perintah untuk bersabar, mungkin rahasia yang tersembunyi dalam perintah ini adalah: Bahwa bertasbih akan mendatangkan kesejukan jiwa pada manusia sehingga pahitnya kesabaran akan berubah menjadi manis. Dalam bertasbih dan bertahmid terkandung dua makna luhur yang harus diperhatikan oleh orang yang tertimpa cobaan, yaitu:

  • Mensucikan Allah Subhaanahu Wata'aala dengan berkeyakinan bahwa Allah tidak mungkin melakukan perbuatan yang sia-sia, semua perbuatan atau ketentuan Allah adalah untuk suatu kebijaksanaan yang sempurna, dan cobaan yang diberikan kepada manusia adalah bagian dari kebijaksanaan-Nya.

  • Bahwa sesungguhnya setiap kesulitan yang Allah berikan kepada manusia adalah untuk menuju kesenangan, dan dalam setiap cobaan pasti akan ada kenikmatan. Maka sudah selayaknya semua itu untuk tetap diingat, disyukuri dan disertai pujian, mungkin inilah rahasia dipadukannya tasbih dengan tahmid.

Sedangkan firman-Nya yang berbunyi: “Tuhanmu”, adalah merupakan pernyataan Allah tentang sempurnanya pendidikan kepada Rasul-Nya dan betapa besarnya perhatian Allah kepada beliau.

Hukum Bersabar

Secara umum, sabar hukumnya wajib berdasarkan beberapa alasan berikut:

  • Perintah Allah untuk bersabar terdapat di lebih dari seratus tempat dalam Al-Qur’an, di antaranya Allah berfirman:

    واستعينوا بالصبر والصلاة

    “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.” (Al-Baqarah: 45)

    Dan Allah berfirman:

    اصبروا وصابروا

    “Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu.” (Ali Imran: 200).

  • Allah melarang untuk melakukan sikap yang bertentangan dengan sikap sabar sebagaimana dalam firman-Nya:

    فلا تولوهم الأدبار

    “Maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).” (Al-Anfal: 15)

    dan firman-Nya:

    ولا تبطلوا أعمالكم

    “Dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.” (Muhammad: 33).

    ولا تهنوا ولا تحزنوا

    “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati.” (Ali Imran: 139)

    فاصبر كما صبر أولوا العزم من الرسل ولا تستعجل لهم

    “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah bersabar dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka.” (Al-Ahqaf: 35).

  • Bahwa Allah, menjadikan kebaikan di dunia dan di akhirat amat bergantung pada sikap sabar, jika demikian halnya maka sikap sabar adalah suatu kewajiban.

    Sedangkan jika bersabar itu dirinci maka hukumnya adalah sebagaimana yang diterangkan oleh Imam Ibnu Al-Qayyim berdasarkan pada sesuatu yang harus disabari, yaitu: wajib bersabar terhadap hal-hal yang diwajibkan, wajib bersabar terhadap hal-hal yang diharamkan, sunnah bersabar terhadap hal-hal yang dimakruhkan, makruh bersabar terhadap hal-hal yang disunnahkan, Sunnah bersabar terhadap hal-hal yang disunnahkan dan makruh bersabar terhadap hal-hal yang dimakruhkan. Di antara ayat yang menunjukkan bahwa bersabar terkadang tidak diharuskan adalah firman-Nya:

    وإن عاقبتم فعاقبوا بمثل ما عوقبتم به ولئن صبرتم لهو خير للصابرين

    “Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (An-Nahl: 126).

    Maka bersabar dalam menghadapi keburukan dengan keburukan yang serupa bukanlah suatu kewajiban melainkan kesabaran yang disunnahkan.

    Allah Subhaanahu Wata'aala telah memerintahkan kepada kaum Mu’minin untuk shabr (bersabar), mushabarah (mengkuatkan kesabaran) dan murabathah (bersiap siaga), maka Allah berfirman:

    يا أيها الذين آمنوا اصبروا وصابروا ورابطوا واتقوا الله لعلكم تفلحون

    “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Ali Imran: 200).

    Al-Mushabarah mengandung pengertian dari dua arah, di sini artinya, mengalahkan musuh dalam kesabaran, yaitu jika kita bersabar pada kebenaran yang kita miliki maka sesungguhnya orang-orang musyrik bersabar pada kebatilan mereka, karena itu kita harus mengalahkan mereka dengan memperkuat kesabaran kita. Kemudian kita diperintahkan dengan bersiap siaga berdasarkan kesabaran yang telah dikuatkan itu dan mempertahankannya, hal ini untuk merealisasikan apa yang telah dijanjikan Allah hingga kemenangan berada di pihak kita, maka tampaklah dalam ayat ini peralihan perintah dari yang ringan kepada perintah yang lebih tinggi. Maka perintah “bersabar”, adalah terhadap dirimu sendiri, sedangkan “mengkuatkan kesabaran”, adalah antara dirimu dan musuhmu, dan “bersiap siaga”, adalah pemantapan diri serta mempersiapkan persiapan. Dan sebagaimana pentingnya jasmani dalam mempersiapkan kekuatan untuk menangkal serangan musuh, maka yang lebih penting lagi adalah mempersiapkan kekuatan hati untuk menangkal serangan syaitan agar syaitan tidak menguasai kita, atau mengganggu kita dengan berbagai macam tipu dayanya. Terkadang seorang hamba telah bersabar tetapi tidak mengkuatkan kesabarannya itu, terkadang pula seorang hamba telah menguatkan sabar dan tidak bersiap siaga, dan terkadang telah bersabar dan menguatkan kesabaran serta bersiap siaga namun tanpa disertai ketaqwaan, maka pada ayat ini Allah mengkhabarkan bahwa untuk melakukan semua itu haruslah disertai dengan taqwa.


Tingkatan-tingkatan Sabar

Ada dua macam sabar, yaitu: Jasmani dan Rohani, masing-masing memiliki dua bagian yaitu: yang bersifat Ikhtiari (bisa dihindari) dan yang bersifat Idhthirari (tidak bisa dihindari), dengan demikian tingkatan sabar itu terbagi menjadi empat tingkatan, yaitu:

  • Sabar Jasmani Ikhtiari, seperti bersabar dalam melakukan pekerjaan yang berat.

  • Sabar Jasmani Idhthirari, seperti bersabar dalam menghadapi penyakit.

  • Sabar Rohani Ikhtiari, yaitu bersabar diri untuk tidak melakukan perbuatan yang tidak baik menurut logika dan juga tidak baik menurut syari’at.

  • Sabar Rohani Idhthirari, seperti bersabar diri terhadap hilangnya sesuatu atau seseorang yang amat dicintainya.

Binatang turut serta bersama manusia dalam menghadapi dua macam kesabaran Idhthirari, akan tetapi menusia mempunyai keistimewaan daripada binatang dalam menghadapi dua macam kesabaran Ikhtiari.

Sabar Ikhtiari lebih sempurna daripada sabar Idlthirari, karena sabar Idhthirari akan dialami oleh setiap manusia, berbeda dengan sabar Ikhtiari yang tidak semua manusia mesti mengalaminya. Maka dari itu, kesabaran Nabi Yusuf untuk menahan diri ketika dirayu oleh isteri al-Aziz, dan kesabarannya untuk menerima hukuman penjara adalah kesabaran yang lebih besar daripada kesabarannya ketika beliau menerima perlakuan saudara-saudaranya yang memasukkannya ke dalam sebuah sumur dan memisahkan dirinya dari ayahnya serta menjualnya seharga seorang budak. Di antara kesabaran Ikhtiari adalah kesabaran beliau (Yusuf ‘alaihis salam), ketika Allah memberikan kemuliaan dan kemantapan kepadanya dengan menjadi raja, jabatan raja yang ia miliki itu ia kendalikan untuk taat kepada Allah serta tidak menjadikan dirinya sombong dan takabur.

Begitu juga dengan kesabaran yang dilakukan oleh Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, karena sesungguhnya kesabaran mereka adalah dalam rangka melakukan dakwah kepada Allah Subhaanahu Wata'aala, dalam rangka berjuang melawan musuh-musuh Allah, oleh karena itu, mereka dinamakan dengan sebutan Ulul Azmi, artinya yang memiliki kesabaran besar, dan karena itu pula Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam untuk bersabar seperti kesabaran mereka dalam firman-Nya:

فاصبر كما صبر أولوا العزم من الرسل ولا تستعجل لهم

“Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul yang telah bersabar.” (Al-Ahqaf: 35).

Dan Allah melarang beliau untuk melakukan seperti apa yang telah dilakukan oleh orang yang ada dalam perut ikan, yaitu Nabi Yunus ‘alaihis salam, yang tidak sabar dalam menghadapi kaumnya, yang mana saat itu beliau pergi meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah sebelum diizinkan Allah, sebagaimana firman-Nya:

فاصبر لحكم ربك ولا تكن كصاحب الحوت إذ نادى وهو مكظوم

“Maka bersabarlah kamu (hai Muhammad) terhadap ketetapan Rabbmu, dan janganlah kamu seperti orang (Yunus) yang berada dalam (perut) ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah (kepada kaumnya).” (Al-Qalam: 48).

Maka berdasarkan inilah kisah Syafa’at pada hari Kiamat beredar, yang mana para Ulul Azmi dimintai syafa’atnya, akan tetapi syafa’at itu hanya bisa diberikan oleh yang terbaik dan yang paling sabar di antara mereka, yaitu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.

Ketahuilah bahwa kesabaran yang berhubungan dengan tanggung jawab baik kesabaran untuk melakukan ketaatan, atau untuk meninggalkan dosa, adalah lebih baik daripada kesabaran yang berhubungan dengan taqdir, karena kesabaran yang berhubungan dengan taqdir ini akan dialami oleh orang baik dan orang jahat, oleh orang beriman dan orang kafir, setiap manusia dituntut untuk bersikap sabar terhadap taqdir baik dengan sabar Ikhtiari ataupun dengan sabar Idhthirari. Sedangkan sabar terhadap perintah dan larangan adalah kesabaran yang dilakukan oleh pengikut para rasul, dan bersabar untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan adalah lebih baik daripada bersabar untuk meninggalkan sesuatu yang dilarang, karena melakukan perbuatan yang diperintahkan adalah lebih baik daripada meninggalkan perbuatan yang dilarang, dan bersabar terhadap sesuatu yang lebih dicintai di antara dua hal adalah kesabaran yang lebih tinggi dan lebih utama.