Minggu, 28 Maret 2010

Branjangan

Burung Branjangan (Mirafra Javanica) adalah burung dari bangsa Passeriformes dari famili Alaudidae yang terkenal dapat bernyanyi dengan indahnya. Kepiawaiannya dalam meniru suara burung lain serta gaya bertarungnya dengan cara mengepakan sayap (ngeper) semakin menambah kesukaan orang untuk memelihara burung ini.

Di alam bebas, Branjangan sering bernyanyi di atas kabel telpon atau batu atau pucuk pohon yang tinggi dan sesekali akan berkicau dengan pola seperti helikopter (hovering) untuk menunjukan daerah kekuasaan atau untuk menarik betinanya. Branjangan merupakan burung persawahan/ladang yang suka hidup di area terbuka berumput atau semak-semak yang tidak terlalu rimbun.

Dahulu tidak banyak orang yang tahu bahwa burung kecil dengan bulu kusam ini mempunyai suara yang indah dan pandai meniru suara burung lain, kecerdasannya dalam memaster suara burung lain akan membuat suara kicauannya menjadi beragam, suara burung Prenjak, Ciblek, dan burung Gereja akan mudah diadopsi oleh Branjangan.

Perawatan Branjangan yang relatif mudah membuat burung ini semakin diburu. Beberapa pelomba burung bahkan menjadikan burung ini menjadi burung “wajib” untuk master burung lombanya. Karakter suara Branjangan yang miji-miji akan memudahkan burung maskot mengadopsi suara Branjangan.

Branjangan yang sudah dapat memaster burung prenjak, ciblek, gereja tarung, cucak jenggot, love bird dan burung lain dan bermental baik akan memiliki harga yang lumayan fantastis. Dengan hanya memiliki satu ekor burung, maka cukup untuk memiliki bermacam suara burung lain.

Seiring dengan semakin banyaknya orang yang memelihara burung ini maka semakin banyak yang memburu Branjangan sehingga keberadaannya makin jarang terlihat. Pada era sebelum tahun 90-an masih banyak di pasar burung kita jumpai Branjangan dengan ciri-ciri yang saat ini disukai, seperti tubuh yang besar, berjambul dan bahkan kita akan dengan mudah mendapatkan piyikan dengan harga yang relatif terjangkau.

Seiring dengan minat penggemar burung kicauan yang berlomba memiliki burung ini, namun tidak diiringi dengan konservasi maka keberadaan burung ini semakin sulit didapat. Saat ini Branjangan yang kita temui di pasaran sedikit sekali yang berasal dari tanah Jawa, yang terkenal dengan burung branjangannya yang baik. Namun saat ini branjangan yang ada di pasar banyak berasal dari daerah Nusa Tenggara maupun Sumatera.

Menilik dari asal burung, bukan berarti burung yang berasal dari luar Jawa tidak baik, hanya saja burung yang berasal dari Jawa (khususnya Jawa Tengah daerah Wates, Petanahan dan Kali Ori) memang mempunyai ciri-ciri yang disukai oleh hobiest Branjangan. Mental yang baik, body yang besar dan volume suara yang keras dan variasi suara yang beragam, serta corak batik atau warna yang menarik, kemerahan atau kekuningan.
Di Pulau Jawa sendiri, Branjangan dibagi dalam beberapa daerah penyebaran, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.

Untuk wilayah Jawa Barat maka yang menjadi maskot bagi penggila Branjangan adalah yang berasal dari daerah Sapan.

Burung dari daerah Sapan terkenal dengan suaranya yang nyaring melengking dan kristal, jambul juga menjadi ciri khas burung ini. (jambul patent).

Branjangan Sapan/ Jawa Barat

sapan

Sapan/Branjangan Jabar (Indraf/koleksi pribadi)

Branjangan Sri Kayangan/Jawa Tengah
Branjangan memiliki ciri fisik yang lebih besar dan memiliki warna dan pola batik yang lebih menarik.

Sri Kayangan (Indraf/koleksi pribadi)

Sri Kayangan (Indraf/koleksi pribadi)

Branjangan Nusa Tenggara dan Sumbawa
Branjangan dari daerah NTB saat ini relatif yang sering kita jumpai di pasar atau kios burung. Branjangan ini mempunyai corak warna bulu yang lebih pekat. Ukuran tubuhnya juga tidak sebesar jenis branjangan dari daerah lain, seukuran 10-12 cm. Beberapa hobbies mengatakan bahwa burung dari daerah NTB memiliki variasi suara yang variatif dan jika sudah jadi akan sangat rajin berkicau, namun dari sisi mental biasanya kurang baik. Di perlombaan sendiri jarang ditemukan burung dari daerah ini yang di pertandingkan. Ini disebabkan juga karena bentuk tubuh yang relatif kecil dan suara yang kurang memadai untuk “menutup” suara burung dari daerah lain.


Sumber:
http://majalahburung.com

Penangkaran Burung Branjangan

SERI BRANJANGAN (1)
KIAT MENANGKAR BRANJANGAN


Branjangan memiliki populasi yang mudah sekali berkembang di habitatnya. tetapi untuk menangkarnya gampang-gampang sulit. Burung branjangan di kalangan kicau mania masih tetap memiliki daya tarik tersendiri. Selain memiliki keistimewaan suara yang bisa menirukan berbagai jenis burung (bervariasi) dan mudah didapatkan, juga memiliki daya tarik gayanya yang suka ’ngeleper’ jika dipertemukan dengan burung sejenis lainnya di arena lomba. Populasi branjangan saat ini termasuk masih cukup banyak. Ini karena branjangan mudah sekali berkembang biak sekalipun di tempat yang tandus dan tidak memiliki pepohonan yang rindang.

Burung ini termasuk burung tanah, yang dalam istilah asingnya ’bushlark’ yang artinya burung semak kecil yang periang. Makanan utamanya biji-bijian, padi, serangga, dan pucuk tanaman muda. Jika sudah musim berkembang biak tiba, pada bulan Maret hingga September, dan masa puncak dari mulai Maret sampai Agustus, branjangan cepat sekali melakukan perkawinan dan bertelur hampir tiap bulan.

Di habitatnya branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Biasanya di Jawa jika musim tebang tebu dan musim petik kedelai, branjangan selalu muncul dan membuat sarang di tempat-tempat kering dan bebatuan. Kicauannya yang nyaring dan kadang dengan gayanya yang ngelepr menjadi hiburan tersendiri bagi petani tebu.

Burung petengger (passerin) di atas batu ini, berasal dari benua Asia dan Afrika. Di Indonesia branjangan mudah berkembang di daerah Jawa, Irian Jaya, Kalimantan Selatan dan Bali. Salah satu jenis branjangan yang biasa dikenal di kalangan mania burung di Indonesia adalah Mirafra Javanica.

Meskipun populasi branjangan tak pernah surut di habitat aslinya, namun untuk melakukan pengembakbiakan di alam buatan (tempat penangkaran) gampang-gampang sulit. Sebab branjangan gampang stress dan tidak mau berkembang biak jika kandanganya atau tempat sarangnya dijamah manusia. Apalagi jika saat mengerami telur, jangan sekali-kali orang asing memasuki kandangnya, bisa-bisa induk branjangan memecahkan telurnya.


Sumber: Kucica



Tledekan Banyumas

Tledekan, Sulingan, atau anis bambu, cacing awi, atau langa-longo

Tips memilih tledekan :
Jantan
Tlededan merupakan burung yang mudah di bedakan antara jantan dan betina.
Terutama dari warna, kita sudah bisa membvedakan nya, jantan memiliki warna yang lebih mencolok, kontras, cerah..Sedangkan betina memiliki warna yang kusam.

Gbr : Tledekan betina

Mental

Mental adalah fakktor utama terutama untuk kategori lomba,
ciri-ciri bermental baik:

* Rajin berkicau dan ngriwik

* Penampilan tenang, tegak atau menyerang bila diadu dengan tledekan lain sambil mengeluarkan suara andalannya, cari yg nyeklik !

* Untuk bahan bila didekati manusia, tidak takut tetap ngriwik atau berkicau dg jarak 30-100 cm


Suara

Cari suara yg tajam, kencang, bening, ngerol, ngeropel, dengan kecepatan suara rapat dan diakhiri dengan suara tembakan.


Warna

Cari warna yg cerah, biru dan merah batanya jelas, tidak kusut. Bila warna kusam, berarti asupan makanannya kurang bergizi dan dapat menandakan burung tersebut bermental atau dalam kondisi tidak b
aik.

Body

Cari yg mempunyai tubuh panjang dan ramping, kepala besar dg bagian atas LEBAR atau GEPENG, leher lebar (besar), mata besar (belo), dan warna bulu cerah yg biasanya mempunyai kesitimewaan:
* rajin berkicau * napasnya panjang * suara rapat, cepat, dan kencang * memiliki fibrasi atau alunan turun naik dan bergema * cerdas sehingga mudah menirukan suara burung lainnya (master)

Sorot Mata Tajam

Sorot mata tajam dapat mencirikan bahwa Tledekan tersebut bermental baik, dan sehat. Sebaiknya jangan dipilih burung yang bermata sayu karena dapat mencirikan bahwa mental burung tersebut lemah atau burung tersebut dalam keadaan kurang sehat.

Tidak cacat

Selain tidak sedang dipandang mata, Yang biasa mengalami cacat pada burung ini adalah bagian kaki, dan bagian sayap. Ini terjadi karena banyak dari tledekan yang ditangkap masih menggunakan jerat atau diganggu hama waktu kecil, maka bagian tersebut harus mendapatkan perhatian khusus ketika memilih burung Tledekan yang kita in
ginkan. (copjend) (Indraf)

Paruh

Pilih paruh dengan kontur blimbing, Tledekan yang memiliki kontur paruh belimbing diyakini mempunyai suara yang keras dan mental yang baik.



Perawatan Tledekan
Burung Tledek
an yang sehat dan terawat tentunya akan mempersembahkan kicauan yang indah bagi kita yang merawatnya. Penampilan yang sehat, dengan kicauan merdu dan variatif tentu menambah rasa sayang dan kebanggan kita terhadap klangenan kita. Perlakukan yang salah, pola makan yang tidak tepat dan kondisi tempat yang tidak layak bagi burung ini tentunya berakibat pada turunnya performa burung. Tledekan yang awalnya kita beli memperdengarkan kicauan yang merdu dan keras dengan pola perawatan yang salah tentunya lambat laun akan membuat Tledekan menjadi lemas dan malas, sehingga tidak mau lagi memperdengarkan bunyinya.

Kica
uan bagi burung khususnya burung jenis petarung seperti tledekan bukan saja menjadi tanda terima kasih bagi burung bagi pemiliknya, namun secara naluriah merupakan cara burung tersebut untuk menandakan kehadirannya, baik untuk menarik pasangannya maupun tanda keberadaan akan daerah kekuasaannya.

Contoh Settingan Tledekan:
- Pagi-Sore jangkrik 3 ekor,

- Siang jam 12 kasih k
roto 1 sendok teh.
- Jemur jam 8 sampe jam 9 pagi.

- Mandinya tiap hari .

- Tiap hari tempelin masteran.

- Kalau di rmh ngga tledekan lain, kandang ngga perlu di krodong.

- Hindari tledekan melihat langsung MB.

Bisa sih di kasih voer setiap hari...apakah kita tega..??? sedangkang burung yg punya nama ilmiah Blue Flycatcher ini termasuk jenis burung pemakan serangga tulen... Alangkah baiknya di kasih serangga baik jangkrik/kroto 2/3 hari sekali..atau jangkrik tiap hari 2 pagi2 sore. biasanya burung pemakan serangga yang hanya diberikan voer saja sering mengalami banyak problem...masalah bulu, kesehatan yang cenderung menurun dan menjadi kurang dalam mengeluarkan suara.

Untuk tledekan bisa nyeklek atau stabil diperlukan umur yang sudah memadai sekitar kisaran diatas 3 thn. Dan kalau bisa jangan memelihara lebih dari satu burung tledekan karena akan ngefight terus dan bunyi nonstop.

Sangkar

Sangkar yang baik bagi Tledekan minimal mempunyai ukuran P:30x L: 30x T:50 cm, selain mudah dalam menempatkan pakan Tledekan yang cukup beraneka ragam, juga memungkinkan Tledekan untuk leluasa bergerak. Pada kasus burung sedang dalam kondisi mabung mencegah terjadinya kegemukan.
Kebersihan sangkar juga harus diperhatikan. Minimal dalam 2 hari sangkar dibersihkan dari kotoran (tinja) dan bekas makanannya. Kebersihan sangkar juga menghindari burung dari terjangkit penyakit. Kelengkapan standar bagi sangkar adalah : tenggeran dengan kondisi saat burung bertengger maka antara kuku kaki depan dan belakang tidak saling bertemu (terkena), tempat makan dan minum bisa terbuat dari mika atau porselein dan tempat kroto.

Pemandian dan Penjemuran

Pemandian dan Penjemuran bagi Tledekan merupakan sarat mutlak, Penjemuran selain merupakan sumber vitamin D, penjemuran dan pemandian yang rutin juga dapat mematikan kutu yang terdapat pada burung dan kandang burung juga membunuh bibit penyakit yang ada dalam sangkar. Penjemuran yang baik dilakukan pada rentang waktu pukul 07 sampai 10 pagi dengan waktu berkisar 2-3 jam tergantung dari burung itu sendiri, jika burung telah tampak gelisah dan membuka mulutnya maka penjemuran dapat disudahi.

Mabung

Proses ganti bulu merupakan proses alami yang terjadi pada semua jenis burung yang biasanya terjadi karena perubahan kondisi yang mendadak atau memang burung memasuki masa pergantian bulu. Selain untuk merecovery bulu yang sudah usang dan tua pergantian bulu juga merupakan proses alami burung dalam menghadapi perubahan dan masa umur burung.
Pada saat ganti bulu burung akan mengalami suatu masa yang sangat menyiksa, pada saat seperti itu maka dibutuhkan perawatan yang lebih intensif. Burung akan lebih pasif, ada yang berhenti berkicau dan jika tidak dijaga dari udara jahat maka akan mudah terserang penyakit. Karena proses pergantian bulu maka burung akan lebih sensitif terhadap perubahan cuaca, maka burung harus ditempatkan pada ruangan dengan kondisi yang sejuk dan menghindari dari gangguan lingkungan seperti suara burung lain yang terlalu keras, kucing, anjing, dan gigitan nyamuk dan suara bising lainnya serta angin jahat dan cuaca extreem.

Saat mabung merupakan saat yang tepat untuk memaster burung, karena pada masa ini burung menjadi pasiv. Mereka menyimak apa yang ada disekelilingnya, penggunaan kerodong juga berfungsi agar burung yang sedang dimaster tidak melihat masternya, karena beberapa burung enggan untuk menirukan suara master jika diketahui bahwa suara tersebut bukan berasal dari jenisnya.

tledekan juga mengalami proses mabung yang normal seperti burung2 lainnya. beberapa tledekan mengalami mabung dengan cara nyulam..apa mungkin sebelum mabung, tledekan tsb mengkonsumsi nutrisi yg berlebihan atau dalam melakukan penjemuran terlalu over waktunya.. (anton tegal)

Ada baiknya jika kita memelihara burung ini tidak menempatkan posisi kandang berdekatan dengan burung fighter lainnya. Seperti Murai Batu atau Kacer atau burung jenis tledekan sendiri. Dikarenakan burung Tledekan walaupun bertubuh kecil namun mempunyai jiwa petarung sehingga walaupun pada awalnya burung ini akan saling bunyi bersahutan. (untuk menandakan daerah kekuasaannya).

Namun secara jangka panjang akan merugikan karena dapat saja membuat mental burung ini menjadi Lemah karena berhadapan dengan burung dengan fisik yang lebih besar. Selain itu jika burung yang akan di lombakan secara terus menerus bersuara, maka ketika akan dilombakan burung tidak akan maksimal atau dalam istilah perburungan sering disebut Gembos. Jika terpaksa harus memelihara beberapa jenis burung fighter, baik jika dilakukan pengaturan jarak dan sudut pandang. Agar burung tidak saling melihat. (berbagai sumber)

Tledekan Banyumas

Tledekan, Sulingan, atau anis bambu, cacing awi, atau langa-longo

Tips memilih tledekan :
Jantan
Tlededan merupakan burung yang mudah di bedakan antara jantan dan betina.
Terutama dari warna, kita sudah bisa membvedakan nya, jantan memiliki warna yang lebih mencolok, kontras, cerah..Sedangkan betina memiliki warna yang kusam.

Gbr : Tledekan betina

Mental

Mental adalah fakktor utama terutama untuk kategori lomba,
ciri-ciri bermental baik:

* Rajin berkicau dan ngriwik

* Penampilan tenang, tegak atau menyerang bila diadu dengan tledekan lain sambil mengeluarkan suara andalannya, cari yg nyeklik !

* Untuk bahan bila didekati manusia, tidak takut tetap ngriwik atau berkicau dg jarak 30-100 cm


Suara

Cari suara yg tajam, kencang, bening, ngerol, ngeropel, dengan kecepatan suara rapat dan diakhiri dengan suara tembakan.


Warna

Cari warna yg cerah, biru dan merah batanya jelas, tidak kusut. Bila warna kusam, berarti asupan makanannya kurang bergizi dan dapat menandakan burung tersebut bermental atau dalam kondisi tidak b
aik.

Body

Cari yg mempunyai tubuh panjang dan ramping, kepala besar dg bagian atas LEBAR atau GEPENG, leher lebar (besar), mata besar (belo), dan warna bulu cerah yg biasanya mempunyai kesitimewaan:
* rajin berkicau * napasnya panjang * suara rapat, cepat, dan kencang * memiliki fibrasi atau alunan turun naik dan bergema * cerdas sehingga mudah menirukan suara burung lainnya (master)

Sorot Mata Tajam

Sorot mata tajam dapat mencirikan bahwa Tledekan tersebut bermental baik, dan sehat. Sebaiknya jangan dipilih burung yang bermata sayu karena dapat mencirikan bahwa mental burung tersebut lemah atau burung tersebut dalam keadaan kurang sehat.

Tidak cacat

Selain tidak sedang dipandang mata, Yang biasa mengalami cacat pada burung ini adalah bagian kaki, dan bagian sayap. Ini terjadi karena banyak dari tledekan yang ditangkap masih menggunakan jerat atau diganggu hama waktu kecil, maka bagian tersebut harus mendapatkan perhatian khusus ketika memilih burung Tledekan yang kita in
ginkan. (copjend) (Indraf)

Paruh

Pilih paruh dengan kontur blimbing, Tledekan yang memiliki kontur paruh belimbing diyakini mempunyai suara yang keras dan mental yang baik.



Perawatan Tledekan
Burung Tledek
an yang sehat dan terawat tentunya akan mempersembahkan kicauan yang indah bagi kita yang merawatnya. Penampilan yang sehat, dengan kicauan merdu dan variatif tentu menambah rasa sayang dan kebanggan kita terhadap klangenan kita. Perlakukan yang salah, pola makan yang tidak tepat dan kondisi tempat yang tidak layak bagi burung ini tentunya berakibat pada turunnya performa burung. Tledekan yang awalnya kita beli memperdengarkan kicauan yang merdu dan keras dengan pola perawatan yang salah tentunya lambat laun akan membuat Tledekan menjadi lemas dan malas, sehingga tidak mau lagi memperdengarkan bunyinya.

Kica
uan bagi burung khususnya burung jenis petarung seperti tledekan bukan saja menjadi tanda terima kasih bagi burung bagi pemiliknya, namun secara naluriah merupakan cara burung tersebut untuk menandakan kehadirannya, baik untuk menarik pasangannya maupun tanda keberadaan akan daerah kekuasaannya.

Contoh Settingan Tledekan:
- Pagi-Sore jangkrik 3 ekor,

- Siang jam 12 kasih k
roto 1 sendok teh.
- Jemur jam 8 sampe jam 9 pagi.

- Mandinya tiap hari .

- Tiap hari tempelin masteran.

- Kalau di rmh ngga tledekan lain, kandang ngga perlu di krodong.

- Hindari tledekan melihat langsung MB.

Bisa sih di kasih voer setiap hari...apakah kita tega..??? sedangkang burung yg punya nama ilmiah Blue Flycatcher ini termasuk jenis burung pemakan serangga tulen... Alangkah baiknya di kasih serangga baik jangkrik/kroto 2/3 hari sekali..atau jangkrik tiap hari 2 pagi2 sore. biasanya burung pemakan serangga yang hanya diberikan voer saja sering mengalami banyak problem...masalah bulu, kesehatan yang cenderung menurun dan menjadi kurang dalam mengeluarkan suara.

Untuk tledekan bisa nyeklek atau stabil diperlukan umur yang sudah memadai sekitar kisaran diatas 3 thn. Dan kalau bisa jangan memelihara lebih dari satu burung tledekan karena akan ngefight terus dan bunyi nonstop.

Sangkar

Sangkar yang baik bagi Tledekan minimal mempunyai ukuran P:30x L: 30x T:50 cm, selain mudah dalam menempatkan pakan Tledekan yang cukup beraneka ragam, juga memungkinkan Tledekan untuk leluasa bergerak. Pada kasus burung sedang dalam kondisi mabung mencegah terjadinya kegemukan.
Kebersihan sangkar juga harus diperhatikan. Minimal dalam 2 hari sangkar dibersihkan dari kotoran (tinja) dan bekas makanannya. Kebersihan sangkar juga menghindari burung dari terjangkit penyakit. Kelengkapan standar bagi sangkar adalah : tenggeran dengan kondisi saat burung bertengger maka antara kuku kaki depan dan belakang tidak saling bertemu (terkena), tempat makan dan minum bisa terbuat dari mika atau porselein dan tempat kroto.

Pemandian dan Penjemuran

Pemandian dan Penjemuran bagi Tledekan merupakan sarat mutlak, Penjemuran selain merupakan sumber vitamin D, penjemuran dan pemandian yang rutin juga dapat mematikan kutu yang terdapat pada burung dan kandang burung juga membunuh bibit penyakit yang ada dalam sangkar. Penjemuran yang baik dilakukan pada rentang waktu pukul 07 sampai 10 pagi dengan waktu berkisar 2-3 jam tergantung dari burung itu sendiri, jika burung telah tampak gelisah dan membuka mulutnya maka penjemuran dapat disudahi.

Mabung

Proses ganti bulu merupakan proses alami yang terjadi pada semua jenis burung yang biasanya terjadi karena perubahan kondisi yang mendadak atau memang burung memasuki masa pergantian bulu. Selain untuk merecovery bulu yang sudah usang dan tua pergantian bulu juga merupakan proses alami burung dalam menghadapi perubahan dan masa umur burung.
Pada saat ganti bulu burung akan mengalami suatu masa yang sangat menyiksa, pada saat seperti itu maka dibutuhkan perawatan yang lebih intensif. Burung akan lebih pasif, ada yang berhenti berkicau dan jika tidak dijaga dari udara jahat maka akan mudah terserang penyakit. Karena proses pergantian bulu maka burung akan lebih sensitif terhadap perubahan cuaca, maka burung harus ditempatkan pada ruangan dengan kondisi yang sejuk dan menghindari dari gangguan lingkungan seperti suara burung lain yang terlalu keras, kucing, anjing, dan gigitan nyamuk dan suara bising lainnya serta angin jahat dan cuaca extreem.

Saat mabung merupakan saat yang tepat untuk memaster burung, karena pada masa ini burung menjadi pasiv. Mereka menyimak apa yang ada disekelilingnya, penggunaan kerodong juga berfungsi agar burung yang sedang dimaster tidak melihat masternya, karena beberapa burung enggan untuk menirukan suara master jika diketahui bahwa suara tersebut bukan berasal dari jenisnya.

tledekan juga mengalami proses mabung yang normal seperti burung2 lainnya. beberapa tledekan mengalami mabung dengan cara nyulam..apa mungkin sebelum mabung, tledekan tsb mengkonsumsi nutrisi yg berlebihan atau dalam melakukan penjemuran terlalu over waktunya.. (anton tegal)

Ada baiknya jika kita memelihara burung ini tidak menempatkan posisi kandang berdekatan dengan burung fighter lainnya. Seperti Murai Batu atau Kacer atau burung jenis tledekan sendiri. Dikarenakan burung Tledekan walaupun bertubuh kecil namun mempunyai jiwa petarung sehingga walaupun pada awalnya burung ini akan saling bunyi bersahutan. (untuk menandakan daerah kekuasaannya).

Namun secara jangka panjang akan merugikan karena dapat saja membuat mental burung ini menjadi Lemah karena berhadapan dengan burung dengan fisik yang lebih besar. Selain itu jika burung yang akan di lombakan secara terus menerus bersuara, maka ketika akan dilombakan burung tidak akan maksimal atau dalam istilah perburungan sering disebut Gembos. Jika terpaksa harus memelihara beberapa jenis burung fighter, baik jika dilakukan pengaturan jarak dan sudut pandang. Agar burung tidak saling melihat. (berbagai sumber)

Kamis, 25 Maret 2010

Ikan Koi Andalan

Hoki Dari Kemolekan Ikan Koi

Mar 10th, 2010 | By galeriukm | Category: Budi Daya Ikan

Bisnis Ikan hias ternyata cukup memberikan keuntungan bagi banyak orang, aneka ragam ikan hias air tawar dan laut menawarkan pilihan usaha bagi peternak,pedagang dan penghobi untuk meraup keuntungan. Salah satu ikan hias budi daya air tawar yang menawarkan keuntungan yang lumayan adalah ikan koi. Mitos dari negeri Jepang asal ikan Koi adalah Hoki bagi pemilik ikan yang molek dan indah tersebut. Percaya atau tidak dengan mitos tersebut terbukti bisnis budi daya ikan Koi telah memberikan banyak kemakmuran bagi masyarakat. Ikan Koi tidak hanya sebatas hobi saja tetapi telah menjadi sebuah industri yang bila usaha ini ditekuni bisa mendatangkan peluang usaha dan membuka lapangan kerja baru.

Banyak orang yang bermula dari sekedar hobi memelihara dan mengkoleksi ikan Koi,lambat laun menjadi penangkar dan akhirnya menjadikan Bisnis Ikan Koi sebagai ladang penghasilan tambahan baginya. Barangkali inilah yang disebut dengan Mitos hoki yang dibawa oleh Koi. Ikan Koi sebenarnya merupakan keluarga ikan Karper (ikan Mas) yang telah mengalami serangkaian kawin silang sehingga menghasilkan ikan yang berwarna-warni dan indah dipandang. Sehingga pola pemeliharaan menyerupai dengan pola pemeliharaan ikan mas.

Koi Show Quality Siap Dilombakan

Koi Show Quality Siap Dilombakan

Koi merupakan Ikan Hias air tawar yang memiliki harga yang relatif stabil, tidak mengalami booming seperti ikan Louhan beberapa waktu yang lalu. Harga Ikan Koi benar-benar ditentukan oleh kualitas bukan permainan pedagang. Harga ikan Koi sangat bervariasi mulai dari yang berharga murah sampai yang berharga mahal. Ikan Koi yang berkualitas baik dan telah meraih juara dalam sebuah kontes koi akan dilelang dengan harga puluhan juta, tergantung level event lomba tersebut. Harga ikan Koi secara tidak baku akan diklasifikasikan berdasarkan kualitasnya. Kualitas paling rendah akan dihargai setara dengan Ikan Mas konsumsi. Di atas kualitas Konsumsi biasanya akan diklasifikasikan dalam Grade A, B,C dan seterusnya. Kualitas show tentu memiliki harga yang paling tinggi. Koi dengan Kualitas show harus memenuhi standard-standard dalam penjurian seperti ketajaman warna, kebersihan kulit, bentuk tubuh, pola warna dan lain sebagainya.

Dalam satu peranakan Ikan Koi akan menghasilkan beraneka ragam kualitas dari mulai konsumsi atau biasa dengan Koi Kropyok sampai grade yang lebih tinggi. Jika beruntung akan mendapatkan Koi dengan Kualitas show. Kunci utamanya adalah pada indukan yang baik. Indukan Koi yang baik dan dalam kelas Koi show akan menurunkan anakan yang berkualitas show. Dengan Indukan yang baik mendapatkan Koi dengan Kualitas show 5% saja sudah cukup baik. Meski demikian bisnis budi daya ikan Koi tetap saja menawarkan keuntungan, jika tidak dapat koi dengan kualitas kontes kita masih bisa mendapatkan Koi yang dihargai lebih tinggi dari ikan Konsumsi.

Pola Bisnis Ikan Hias Koi

Bisnis Budi daya Ikan Koi merupakan hal yang paling mudah dari rangkaian bisnis lainnya. Berbekal indukan dan lahan yang cukup sudah bisa dilakukan bisnis ini. Indukan yang baik biasanya didatangkan dari Jepang yang harganya tentu cukup mahal. Jika ini terlalu berat Indukan Koi Lokal juga cukup sebagai modal untuk memulai usaha ini. Koi Blitar selama ini sudah dikenal dengan kualitas yang baik. Dengan membeli indukan koi, kita akan bisa menghasilkan anakan koi dari beragam kualitas yang bisa disortir dalam setiap periode tertentu.

Benih Ikan Koi

Benih Ikan Koi

Bisnis pembesaran ikan Koi juga banyak dilakukan oleh petani, dengan membeli benih berukuran kecil kemudian dibesarkan sampai ukuran tertentu akan mengurangi kerumitan dalam memijahkan Koi. Sebagian pemula akan terasa rumit memijahkan sendiri Koi, dengan membeli benih akan lebih mudah. Membeli benih dari penghobi dengan Indukan Koi Kualitas bagus, agak sulit karena biasanya akan dibesarkan sendiri dan disortir sendiri ikan-ikan yang berkualitas bagus.

Pembesaran Ikan Koi idealnya dilakukan pada kolam lumpur atau sawah, kadang dikombinasikan dengan model Mina Padi. Anakan Koi lokal berukuran 3-4 cm ( kurang lebih usia 40 hari) akan dihargai sekitar seribu rupiah sampai dua ribu. Bagi yang tidak masuk sortir akan dihitung secara kiloan, yang harganya sedikit lebih tinggi dari ikan mas. Belum lagi jika dari anakan tersebut ada Koi yang berpotensi bagus, akan menjadi keuntungan tersendiri bagi petani. Anda Tertarik? Selamat mencoba. (Galeriukm).

Related posts:

  1. Mendulang “Emas” Dari Usaha Ikan Mas Koki
  2. Merawat dan Membudidayakan Ikan Mas Koki
  3. Budi Daya Ikan Mas
  4. Peluang Usaha Budi Daya Ikan Nila
  5. Meraih Keuntungan Budi Daya Ikan Hias

Ditulis oleh Newsroom

Friday, 13 March 2009

Tidak semua orang bisa melakukan budi daya lele dumbo. Sebab, untuk skala usaha, dengan kapasitas ternak yang besar, tentunya membutuhkan lahan yang luas dan pembuatan kolam sekat tembok atau beton. Dan, otomatis biaya yang dibutuhkan pun sangat besar.

Permasalahan di atas telah menyurutkan banyak peternak untuk mengembangkan budi daya lele dumbo. Terutama bagi mereka yang tidak memiliki lahan pesawahan dan sumber air yang memadai. Apalagi di perkotaan, lahan yang tersedia sangat minim sekali.

Padahal, jika mereka tahu solusi alternatifnya, permasalahan tadi bisa diselesaikan dengan mudah, yaitu melalui teknik budi daya di kolam terpal. Melalui teknik ini, Anda tidak membutuhkan lahan yang luas dan biaya yang besar. Anda hanya membutuhkan beberapa perangkat dan lahan sedikit. Bahkan, Anda bisa membuatnya di pekarangan rumah atau di kebun.

Sebagaimana dijelaskan dalam buku “Budi Daya Lele Dumbo di Kolam Terpal”, teknik budi daya di kolam terpal memiliki tiga jenis, yaitu kolam terpal di atas permukaan tanah, kolam terpal di bawah permukaan tanah, dan kolam beton atau tanah berlapis terpal. Semuanya memiliki teknik pembuatan yang berbeda-beda.

Dalam buku yang ditulis Khairuman SP. Toguan Sihombing & Khairul Amri SPi, MSi. dijelaskan bahwa untuk membuat kolam terpal di atas permukaan tanah agar sesuai dengan standar kebutuhannya, rapi, dan kokoh, Anda mesti mengikuti beberapa petunjuk berikut.

  1. Tentukan dan persiapkan lahan yang akan digunakan. Pastikan bahwa lokasi yang dipilih cukup mudah dijangkau sumber air. Minimal, air bisa dialirkan menggunakan slang.
  2. Bersihkan lahan dari benda-benda yang dianggap mengganggu, misalnya rumput atau pepohonan yang terlalu rimbun sehingga kolam atau bak bisa mendapatkan sinar matahari secara langsung.
  3. Siapkan tonggak atau tiang utama. Jika kolam yang dibuat berukuran panjang 6 meter dan lebar 4 meter, tancapkan tonggak kayu sebagai tiang utama di setiap sudut kolam. Jika lebih dari satu petak, atur tata letaknya agar terlihat rapi. Tancapkan juga tonggak pendukung lain. Idealnya, jarak antartonggak sekitar 1 meter.
  4. Untuk pembuatan kerangka, kayu kaso yang telah dipilih dipotong-potong sesuai ukuran bak yang akan dibuat. Agar bak kelihatan bagus dan rapi, kaso yang akan dibentuk sebelumnya harus diserut atau dibersihkan dengan penyerut kayu. Selanjutnya, kayu dipotong sesuai ukuran yang diinginkan. Untuk menyatukan potongan-potongan kayu menjadi kerangka, gunakan paku berukuran 7 atau 9 cm. Agar bak plastik tidak langsung bersentuhan dengan dasar atau lantai bangunan, maka posisi bak ditinggikan 5 cm di atas lantai. Dengan demikian, setiap bak diberi kaki-kaki setinggi 5 cm.
    Untuk pembuatan dinding dan dasar bak dari bahan bambu, sebaiknya diambil dari yang sudah tua. Bambu tersebut sebelumnya dibersihkan dengan golok agar terlihat mulus. Selanjutnya, bambu dipotong-potong dan dibelah-belah sesuai dengan ukuran panjang atau lebar bak yang dibuat, masing-masing setebal 4-5 cm. Bambu-bambu tersebut selanjutnya dipaku ke semua kerangka bagian dalam bak, baik untuk bagian dasar maupun bagian sisi bak (dinding bak). Dalam memaku kerangka sebaiknya dilakukan secara hati-hati agar bambu tidak pecah. Kalau perlu, bagian bambu yang akan dipaku telah dilubangi sebelumnya.
  5. Jika bak sudah berbentuk, misalnya kotak berukuran 6 x 4 x 1 m, atur kemiringan dasarnya ke salah satu sisi untuk memudahkan pada saat pengeringan dan pemanenan ikan.
  6. Letakkan paralon beserta knee secara horizontal di sisi bak paling rendah sebagai tempat untuk pembuangan air. Paralon yang digunakan berukuran diameter 2.5 inci.
  7. Setelah kerangka bak selesai, langkah selanjutnya adalah memasang plastik bagian dalam bak. Berikut langkah-langkahnya.
    • Siapkan terpal berukuran 8 x 6 m yang telah dipres.
    • Pasang terpal sebaik-baiknya hingga merapat ke tepi. Bagian sudutnya dapat dilipat.
    • Agar plastik kelihatan rapi dan tidak mengerut, di bagian dinding bak paling atas dijepit dengan bilah bambu.
  8. Di bagian paralon pembuang air, terpal bisa dirobek sedikit dengan cara mengguntingnya berbentuk bintang agar bisa dipasang knee.
  9. Selanjutnya, lakukan pengisian air hingga mencapai kedalaman 30 cm. Pastikan tidak ada kebocoran pada terpal, sehingga volume genangan air tetap utuh. Jika ada terpal yang sobek atau bocor, segera lakukan penambalan.
  10. Kolam atau bak terpal siap digunakan dan ditebarkan benih.

Selain itu, jika berkeinginan, Anda juga bisa membuatnya dengan kerangka dinding dari susunan bata atau media lainnya yang menurut Anda bisa kokoh menahan beban air di dalam terpal.

Untuk pembuatan kolam terpal dari jenis kolam terpal di bawah permukaan tanah dan kolam beton dan tanah berlapis terpal, Anda bisa membaca buku “Budi Daya Lele Dumbo di Kolam Terpal” sebagai rujukan utama. Dalam buku ini, dijelaskan pula secara rinci karakteristik lele dumbo, peralatan pendukung budi daya, sistem penebaran benih, teknik pemeliharaan, pemanenan, dan menangani hama dan penyakit, dan peluang usaha budi daya lele dumbo.




Terakhir Diperbaharui ( Friday, 13 March 2009 )

Untuk Banda Aceh dan sekitarnya Kami menyediakan Benih Ikan lele dengan Kualitas yang Baik dengan ukuran 4-5 cm seharga Rp.300/ekor Untuk informasi selengkapnya silakan hubungi Lukman (085277441601) ==> Kami antar sampai ketempat.

Lele: Dua Bulan Panen

INI CERITA 4 TAHUN LALU. BERAWAL DARI MENGUNJUNGI BEKAS LAHAN SAWAHNYA YANG TAK TERURUS MARLIANA MARZUKI DIBERI NASEHAT SEORANG PEMUKA DESA YANG LAHANNYA BERTETANGGA. 'BILA KAMU PENSIUN, PAKAI TANAH ITU UNTUK BETERNAK LELE'. TIGA TAHUN BERSELANG USAI PURNAKARYA SEBAGAI TENAGA MEDIS DI KALIMANTAN TIMUR, MARLIANA MEMBANGUN KOLAM LELE DI ATAS LAHAN ITU. IA MENEBAR 12.000 BIBIT LELE PAITON DI PENGHUJUNG DESEMBER 2008. BERJARAK 2 BULAN, AKHIR FEBRUARI 2009, IA MEMANEN 4,5 KUINTAL LELE SENILAI RP4,5-JUTA.

Bermodal Rp170-juta Lin, panggilannya, membentengi lahan seluas 1.300 m2 di Desa Larangan, Cilegon, Provinsi Banten, dengan tembok semen setinggi 2 m. Di lahan itu alumnus sekolah perawat di Cikini, Jakarta Pusat, itu membangun 7 kolam tanah berukuran sama: 5 m x 7 m. Tidak semua kolam itu berisi lele. Lin hanya membenamkan masing-masing 4.000 bibit paiton sepanjang 8-10 cm di 3 petak kolam. Maklum ini budidaya pertama.

Lin membeli bibit paiton seharga Rp250 per ekor itu dari Pusat Pembibitan Lele Paiton di Pandeglang, Provinsi Banten. Paiton dipilih karena laju pertumbuhannya jauh lebih cepat daripada dumbo. Paiton sendiri merupakan silangan betina lele eks Thailand dan jantan dumbo. Untuk mencapai ukuran konsumsi 7-10 ekor/kg Clarias gariepinus itu cukup dipelihara 2 bulan; dumbo 3 bulan.

Dengan tingkat kematian di tahap pembesaran 5%, dari total 12.000 bibit ditebar, 11.400 ekor bertahan hidup sampai akhir Februari 2009. Selepas sortir, Lin memanen 6.000 ekor ukuran konsumsi, total berbobot 4,5 kuintal. Pengepul ikan di pasar Cilegon membelinya Rp10.000 per kg. Pada panen perdana itu Lin mengantongi pendapatan

Rp4,5-juta. Dipotong ongkos produksi Rp8.500/kg, ibu 1 putra itu mengantongi laba bersih Rp675.000. Sekitar 20 hari berikutnya 5.400 paiton tidak lolos sortir tahap awal siap dipanen. Artinya Lin mendulang 4,5 kuintal lagi.

Sangkuriang

Nun di Sleman, Yogyakarta, Erli membenamkan 14.000 bibit lele di kolam seluas 48 m2 pada akhir Desember 2008. Dua bulan berikutnya peternak di Desa Sindumartani itu menjala 1 ton clarias. Dengan harga jual ukuran konsumsi Rp10.500/kg, Erli menangguk pendapatan Rp10,5-juta. Setelah dikurangi biaya produksi Rp8.000/kg, ia meraup laba bersih Rp2,5-juta.

Sejatinya Erli meraup laba bersih sebesar itu setelah 3 bulan memelihara lele. Namun, itu saat masih beternak dumbo. Kini yang dipeliharanya jenis sangkuriang. Inilah lele unggul hasil perbaikan genetik dumbo, silangan crossback antara induk dumbo betina F2 dan jantan F6. Peneliti Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) di Sukabumi merilisnya 5 tahun silam setelah terbukti sangkuriang dapat dipanen cepat, 60 hari. Keunggulan lain, nilai konversi pakan rendah, FCR 0,9; dumbo FCR 1,0-1,1.

FCR penting karena mempengaruhi pendapatan peternak. Begini gambarannya. FCR sangkuriang 0,9, artinya untuk menghasilkan 100 kg sangkuriang dibutuhkan 90 kg pakan. Dengan volume pakan serupa, cuma diperoleh 90 kg dumbo. Di sini terdapat selisih bobot panen sebesar 10 kg atau setara Rp105.000/kg. Jika Erli memanen 1 ton, sesungguhnya ia mengantongi penghasilan plus sebesar Rp1.050.000.

Lele paiton dan sangkuriang memang membuat peternak jatuh hati. Marliana dan Erli kepincut karena kedua jenis lele itu mempunyai waktu budidaya singkat, 60 hari. Dengan singkatnya masa produksi, 'Perputaran uang juga cepat sehingga bisa menambah modal atau nafkah,' kata Wagiran, ketua Kelompok Perikanan Trunojoyo di Kulonprogo, Yogyakarta.

Menurut Ade Sunarma MSi, periset sangkuriang dari BBPBAT, sangkuriang lahir sebagai jawaban keluhan peternak atas lamanya waktu budidaya dumbo. Saat pertama kali masuk di tanahair pada pertengahan 1990-an, masa budidaya lele asal Thailand itu cukup singkat, ukuran konsumsi dicapai 60-70 hari dari bibit ukuran 3-5 cm. Namun, seiring terjadinya inbreeding alias perkawinan sedarah sesama induk, ukuran konsumsi dicapai 100 hari. 'Makanya dilakukan perbaikan mutu sehingga muncul sangkuriang yang cepat panen,' kata Ade. Alasan sama juga berlaku untuk paiton.

Tren

Budidaya lele memang tengah marak. Penelusuran Trubus ke sentra lele seperti Bogor dan Indramayu (Jawa Barat), Kulonprogo dan Sleman (Yogyakarta), hingga Boyolali (Jawa Tengah) menunjukkan terjadinya kenaikan jumlah peternak. Menurut Wagiran, di Kecamatan Wates, Kabupaten Kulonprogo, kini terdapat 208 kelompok perikanan yang terdaftar di dinas perikanan. 'Dari jumlah itu 70% di antaranya pembesar sangkuriang dan paiton,' katanya.

Menurut Tati SP dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan RI, peternak pemula lele pada 2008 mencapai 637 kelompok dengan anggota 6.200 peternak. Penyebarannya tidak terbatas di Pulau Jawa, tetapi ke daerah lain: Nusa Tenggara Barat (49 kelompok, 575 peternak), Nusa Tenggara Timur (14 kelompok, 96 peternak), Jambi (15 kelompok, 183 peternak), hingga Riau (18 kelompok, 125 peternak) dan Kepulauan Riau (76 kelompok, 764 peternak). Jenis yang dikembangkan dumbo, sangkuriang, dan paiton.

Menurut Saptono, ketua kelompok Tani Mino Ngremboko di Sleman, Yogyakarta, lele selalu dibutuhkan konsumen untuk memenuhi kecukupan gizi. Apalagi kini harga sumber protein hewani seperti daging sapi dan ayam sulit dijangkau. Penyerap terbesar rumah makan kakilima atau warung tenda yang menjamur di sepanjang jalan kota-kota besar. 'Kebutuhan mereka cenderung bertambah,' kata Saptono yang mencontohkan kebutuhan Kota Gudeg 30 ton lele/hari, tetapi baru terpenuhi setengahnya. Hal sama terjadi di Jakarta (75 ton/hari) dan Malang (4 ton/hari).

Daya tarik itu pula yang menggiring Sambas beternak sangkuriang. Peternak di Desa Kracak, Leuwiliang, Kabupaten Bogor, itu mengelola 10 kolam bervariasi ukuran: 6 m x 10 m dan 8 m x 10 m di lahan 1 hektar. Rata-rata setiap bulan ia memanen 4,2 ton lele. Sambas dengan mudah memasarkan hasil panenannya. 'Berapapun produksi saya bisa menjualnya,' katanya. Mitra pedagang pengepul bahkan meminta Sambas menyuplai 1-3 ton per hari.

Rintangan

Beberapa batu kerikil siap menghadang peternak. Salah satunya tidak boleh telat panen. Idealnya ukuran konsumsi terdiri atas 7-10 ekor/kg. Begitu sekilo 5-8 ekor/kg atau lebih besar lagi, 2-5 ekor/kg, harga turun 30-40%. Lele ukuran besar dapat dipasarkan ke kolam pemancingan. Namun di sini serapannya kecil 1-2%. Maka dari itu Nining di Boyolali menyiasati dengan membuat beragam olahan lele: abon, keripik, bakso, dan nugget. 'Pasarnya luas terutama toko oleh-oleh,' ujar ketua kelompok Karmina itu. Kelompok ini, misalnya, menjual 70 kg per hari abon lele dengan harga Rp90.000/kg.

Harga pakan yang terus membumbung membuat peternak sulit mengelak. Menurut Kris Nugroho SPi, staf pemasaran perusahaan pakan ikan di Jawa Tengah, kenaikan harga itu lebih disebabkan bahan baku pakan, tepung ikan, masih diimpor dari Amerika Latin (Chile dan Peru). Sewindu lalu harga per sak isi 30 kg hanya Rp78.000 kini berkisar Rp190.000-Rp200.000.

Pakan memang kebutuhan terbesar. Jumaryanto, peternak di Kulonprogo, menjelaskan untuk 4.000 bibit ukuran 3-5 cm sampai panen (2 bulan) diperlukan sekitar 3,5 kuintal pelet. Perinciannya: 3-4 kg (pakan 99) selama 10-15 hari; 5 kg (pakan ukuran 2 mm) selama 5 hari; 10 kg (pakan ukuran 3 mm) selama 5-10 hari; dan 200-250 kg pakan campuran sampai panen. 'Paling tidak biaya pakan mencapai Rp2,5-juta-Rp2,7-juta,' katanya.

Menurut Saptono, peternak perlu mewaspadai serangan penyakit. Selain aeromonas yang datang setiapkali pancaroba, 'Yang sekarang banyak terjadi serangan penyakit kuning,' katanya. Clarias yang terjangkit penyakit akibat bakteri ini tubuhnya mendadak kuning, lama-lama mati. Penyakit ini timbul sebagai dampak sanitasi kolam jelek dan pemberian pakan rucah. 'Penyakit ini tidak menyebar ke lele lain, tapi cukup menganggu,' ujar Saptono.

Bulan baik

Batu sandungan tak melulu menyambangi peternak di sektor hulu. Di hilir para pedagang pengepul pun sulit mengelak dari hambatan. Ratusan juta melayang dari genggaman Harianto saat memasarkan lele, 2,5 tahun lalu. Tak tanggung-tanggung uang tertunggak di pedagang lain mencapai Rp350-juta. 'Saya sampai menggadaikan rumah untuk menutupi biaya yang sudah keluar,' kata pengepul di Malang, Jawa Timur, itu.

Karena belum memiliki jaringan pemasaran Asep Garlih di Bekasi mencoba menerobos langsung. Dua tahun lalu pemilik toko alumunium itu mengirimkan 4 ton lele dari Purwokerto ke pedagang di Jakarta. Setelah ditimbang volumenya susut 5% setara 200 kg. Dengan harga Rp9.000/kg, Asep kehilangan Rp1,8-juta. 'Pernah mengirim 5 kuintal, tapi pengepulnya bilang hanya 460 kg,' ujar Asep.

Toh beragam rintangan itu tak menghalangi peternak membudidayakan ikan bersungut itu. Apalagi saat datang bulan baik: menjelang puasa, lebaran, dan tahun baru. Di saat seperti ini permintaan lele meroket. Dampaknya laba yang diraup peternak lebih tinggi karena harga jualnya saat itu mencapai Rp11.000-Rp12.000/kg. Pantas banyak yang bertahan beternak lele. Janji laba itu pula yang membuat Marliana Marzuki mantap membuka kolam lele di masa pensiunnya. (Dian Adijaya S/Peliput: Lastioro Anmi Tambunan, Tri Susanti, Rosy Nur Aprianti, dan Faiz Yajri)

Sumber : http://www.trubus-online.co.id/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=1&artid=1752



Biawak oh Biawak

Varanus Salvator

Salvator atau biawak Sumatra & Jawa Termasuk diantara para kadal terbesar di dunia, biawak ini dapat hidup di habitat yang tidak akan mampu mendukung karnivora besar lainnya.

Biawak hidup dihutan atau didekat habitat air (di lahan basah) termasuk sungai-sungai dan rawa.
Biawak biasanya berwarna hitam atau kelabu sedikit kekuningan, biawak dewasa bisa tumbuh lebih dari 2m panjangnya dan berat lebih dari 25kg. Jantan biasanya lebih besar dari betina. Biawak Remaja yang lebih berwarna.



Penyebaran: benua Asia dari India (dan Sri Lanka) ke China, ke Asia Tenggara (Indonesia), Filipina, New Guinea pulau-pulau di Samudera Hindia dan Laut Cina Selatan.
Di Indonesia hampir semua pelosok pulau ada biawak, termasuk pulau Bali, di pulau Sumatra ada Varanus Salvator, V. Rudicullis, V. Dumerili


Klasifikasi: Varanus Salvator salvator, Biawak air

Biawak boleh dikatakan sukses karena mereka berdarah dingin (lebih efisiensi dalam hal mencerna makanannya).



Biawak makan ikan-ikan mati Selain itu, mereka makan apa saja yang mereka dapat telan. Dari serangga kecil (jangkrik), kepiting, ular, telur (burung dan buaya), ikan termasuk belut. Mereka juga makan burung, tikus, kancil kecil, bahkan kadal lainnya. Mereka terutama menyukai bangkai. Mereka bahkan makan sampah, dan bahkan mayat.

Mereka makan mangsanya hampir sebesar badannya sendiri. Biawak termasuk makhluk berdarah dingin yang tidak mempunyai darah dingin. Sebaliknya, darah mereka cenderung cocok dengan suhu lingkungan sekitar mereka.

Biawak lebih aktif disiang hari, mereka dapat mempertahankan suhu tubuhnya terus-menerus. Mereka melakukan ini dengan memilih sesuai iklim dalam habitat mereka; bersembunyi ketika panas, dan memilih tempat-tempat yang hangat ketika tidur di malam hari.
Teknik berburu utama biawak adalah dengan mengejar mangsa yang telah dilihatnya. Seperti ular, mereka memiliki lidah bercabang yang tetap masuk dan keluar secara teratur untuk "mencium" mangsa lezat lainnya.



Biawak dapat berenang dengan baik (menjaga anggota badan ke sisi tubuh, dan mendorong diri mereka sendiri melalui liak-liuk badannya dan mendorong dengan ekornya). Biawak bahkan pernah terlihat berenang di laut jauh. Mereka dapat tetap di bawah air hingga setengah jam.

Biawak juga pelari cepat untuk ukuran mereka karena mereka memiliki otot kaki kuat. Pada kenyataannya, mereka lebih cepat daripada kebanyakan dari kita dapat berjalan.

Mereka juga memanjat dengan baik, untuk mencari makanan maupun untuk menghindari predator, menggunakan cakarnya yang melengkung kuat. Biawak muda kadang tinggal di pohon untuk keselamatan. Jika terpojok diatas pohon, mereka akan terjun langsung ke dalam sungai. Mereka biasanya bersembunyi di tepi sungai.

Pembiakan: Biawak berkembang biak dengan cepat. Betina yang lebih besar bisa menghasilkan sampai 40 telur per tahun. Perkawinan melibatkan banyak gigitan dan cakaran. Betina bertelur 4 sampai 6 minggu setelah berkembang biak. Biawak dapat hidup sampai 15 tahun.

Biawak menggembungkan lehernya, mendesis keras
Membesar-besarkan tenggorokan untuk mengintimidasi predator lain dengan memukul menggunakan ekor mereka. Ketika terpojok, mereka akan menggigit dan mencakar.



Status dan ancaman:
Biawak masih sering diburu manusia karena diburu untuk daging dan kulit mereka, dagingnya termasuk sumber protein dan sumber pendapatan dalam masyarakat pedesaan yang miskin. Dan telah punah lebih dari sebagian besar di daratan India. Di tempat lain, popilasi biawak telah menurun tajam. Habitat juga mempengaruhi mereka. Sampai 1,5 juta kulit biawak diekspor secara hukum setiap tahun terutama dari Indonesia ke Eropa, Jepang dan AS untuk dibuat menjadi barang-barang fashion. Daging mereka dianggap lezat dan bisa dibuat ramuan, mulai dari obat untuk diabetes untuk aphrodisiacs dan racun dalam tubuh. Kandung empedu nya diseduh untuk teh, berguna untuk mengobati jantung dan masalah hati.

Di Indonesia dan di dunia memakai lemaknya untuk Salep kulit.
Di Sri Lanka, penduduk setempat melindungi mereka karena mereka memakan kepiting yang bisa merusak tepi sawah.

Senin, 22 Maret 2010

AYAM PELUNG GENUINE

Asal Usul Ayam Pelung, Ayam Pelung merupakan ayam peliharaan asal Cianjur, sejenis ayam asli Indonesia dengan tiga sifat genetik. Pertama suara berkokok yang panjang mengalun. Kedua pertumbuhannya cepat. Ketiga postur badan yang besar. Bobot ayam pelung jantan dewasa bisa mencapai 5 - 6 kg dengan tinggi antara 40 sampai 50 cm.

Menurut cerita tahun 1850 di Desa Bunikasih Kecamatan Warungkondang Cianjur ada Kiayi dan Petani bernama H. Djarkasih atau Mama Acih menemukan anak ayam jantan di kebunnya.

Anak ayam yang trundul di bawa pulang dan dipelihara. Pertumbuhan anak ayam tersebut sangat pesat menjadi seekor Ayam Jago bertubuh besar dan tinggi serta suara kokoknya panjang mengalun dan berirama. Ayam jantan itu dinamakan Ayam Pelung dan oleh Mama Acih dikembangkan, dikawinkan dengan ayam betina biasa

Sekarang Ayam Pelung ini semakin terkenal dan cukup diminati oleh masyarakat umum, wisatawan nusantara dan mancanegara. Seorang Putra Kaisar Jepang pernah berkunjung ke Warungkondang untuk melihat peternakan Ayam Pelung tersebut. Bahkan di Cianjur setiap tahun diselenggarakan kontes Ayam Pelung yang diikuti pemilik dan pemelihara ayam pelung se-Jawa-Barat dan DKI Jakarta. Ayam Pelung terbaik yang menjadi juara kontes bisa mencapai harga jutaan rupiah.

Nama ayam pelung berasal dari bahasa sunda Mawelung atau Melung yang artinya melengkung, karena dalam berkokok menghasilkan bunyi melengkung juga karena ayam pelung memiliki leher yang panjang dalam mengahiri suara / kokokannya dengan posisi melengkung.

Ayam pelung merupakan salah satu jenis ayam lokal indonesia yang mempunyai karakteristik khas, yang secara umum ciri ciri ayam pelumg dapat digambarkan sebagai berikut :

* Badan: Besar dab kokoh (jauh lebih berat / besar dibanding ayam lokal biasa)

* Cakar: Panjang dan besar, berwarna hitam, hijau, kuning atau putih

* Pial: Besar, bulat dan memerah

* Jengger: Besar, tebal dan tegak, sebagian miring dan miring, berwarna merah dan berbentuk tunggal

* Warna bulu: Tidak memiliki pola khas, tapi umumnya campuran merah dan hitam ; kuning dan putih ; dan atau campuran warna hijau mengkilat

* Suara: Berkokok berirama, lebih merdu dan lebih panjang dibanding ayam jenis lainnya.

Budidaya Ayam Pelung
Budidaya yang bertujuan untuk menghasilkan keturunan ayam pelung yang unggul dan baik terus dilakukan secara teliti dan tepat, yang mencakup antara lain : Pemilihan Induk, Pemilihan Pejantan, Teknik pemeliharaan dan kesehatan (sanitasi kandang & vaksinasi berkala). Dengan perkembangan teknologi belakangan ini, kita semua sependapat bahwa ayam pelung harus dikembangkan dan dibididayakan secara maksimal untuk kepentingan kesejahteraan manusia, tetapi dari sisi melestarikan dan mengembangkan ayam pelung dengan tidak harus merusak atau memusnahkan ras pelung yang sudah ada dan terbukti memiliki berbagai keunggulan.

- Sosok besar tegap dan kalau berdiri tegak, temboloknya tampak menonjol
- Kakinya panjang kuat dengan paha berdaging tebal

Ciri -ciri Ayam Pelung adalah ;
- Sosok besar tegap dan kalau berdiri tegak, temboloknya tampak menonjol
- Kakinya panjang kuat dengan paha berdaging tebal
- Ayam jantan mempunyai wilah yang besar, tegak, bergerigi dan berwarna merah
cerah.
- Pada ayam betina tidak berkembang dengan baik.
- Warna bulu tidak memiliki pola warna yang khas, umumnya kuning campur merah,
hitam dan jalak (bintikbintik hitam)
- Ayam jantan mempunyai suara kokok yang khas, sehingga banyak dipe-lihara sebagai
unggas kesayangan.
- Ayam yang dinilai bagus mempunyai kokok dengan leher tegak agar suaranya tinggi
dan terdengar sampai jauh.
- Ayam jantan dewasa berbobot 3,5 - 5,5 kg dan betina 2,5 - 3,5 kg.
- Produksi telur 39 - 68 butir/tahun dengan bobot telur 40 - 50 gram/butir.

Kontes Dan Bursa Ayam Pelung

Seperti halnya burung perkutut atau burung kicauan lainnya, ayam jago pelung juga dikonteskan yang menitik beratkan kepada alunan suaranya, dan sekarang ini hampir semua aspek sudah mendapat penilaian dalam suatu kontes : kontes suara khusus untuk jago ayam pelung, kontes penampilan, bobot badan dan juga untuk Pelung betina yang meliputi lomba lokal, nasional maupun internasional yang telah diagendakan secara terorganisir pada setiap tahunnya.

Pada kontes Ayam Pelung tersebut selain diadakan lomba tarik suara dan lainnya juga merupakan arena bursa penjualan dari anak ayam sampai ayam dewasa, dari usia 0 s/d 1 bulan (jodoan), usia 3 bulan (sangkal), usia 6 s/d 7 bulan (jajangkar), sampai kepada ayam pelung yang sudah jadi (siap kontes). Dengan demikian lomba/kontes ayam pelung sekaligus merupakan bursa penjualan, promosi dan sosialisasi khusus ayam pelung. Melalui bursa semacam ini para pembeli, penjual dan penggemar merasa puas karena pada umumnya mendapatkan bibit-bibit maupun induk yang berkualitas dan tambahan pengetahuan tentang segala hal mengenai ayam pelung yang cukup memuaskan dari sesama peternak dan penggemar.






Jual Ayam Pelung

























Ayam Pelung sangatlah indah dengan kokoknya yang panjang

suara yang merdu dan panjang cocok dipelihara dipelihara dirumah


Jika anda tertarik untuk memiliki ayam pelung bisa call 0341-7080037


Sejarah ayam pelung


Ada dua pendapat yang menyatakan tentang asal mula dari ayam pelung ini. Pertama, ayam pelung mulai dipelihara dan dikembang biakan pada tahun 1850 oleh seorang Kiai bernama H. Djarkasih, seorang penduduk Desa Bunikasih, Kecamatan Warung Kondang. Suatu ketika ia bermimpi bertemu dengan Eyang Suryakancana, yang merupakan putera Bupati Cianjur pertama. Dalam mimpi tersebut H. Djarkasih disuruh Eyang Suryakancana mengambil seekor ayam jantan yang disimpan di suatu tempat. Keesokan harinya saat sedang mencangkul di kebun, ia menemukan seekor anak ayam jantan yang besar dan tinggi. Kemudian ayam itu dipelihara dan setahun kemudian kokoknya terdengar enak dan berirama merdu.

Pendapat yang kedua, menyatakan bahwa pada 1940 seorang penduduk Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang yang bernama H. Kosim sedang bertamu kepada Gurunya. Saat itulah ia melihat seekor ayam betina sedang bersama anak-anaknya. Salah satu anak ayam tersebut terlihat berbeda, terlihat lebih besar, tinggi dan berbulu jarang. Kemudian ayam tersebut dipelihara dan dirawat dengan baik sehingga menghasilkan suara yang merdu.


Ayam pelung suara kokoknya terpanjang didunia dibanding ayam-ayam lain dan bisa mencapai 13 detik panjang nada kokoknya bila ayam pelung dirawat secara intensif apalagi diikutkan lomba maka harga ayam pelung bisa menjapai puluhan juta rupiah.

maka saaat ini banyak diminati para penggemar ayam terutama untuk peliharaan dirumah.

Ayam pelung kini banyak dibudidaya di daerah pedesaan Cianjur. Ayam khas Cianjur yang bisa mencapai berat saat dewasa hingga 5-7 kg ini mulai banyak peminatnya. Semakin bertambahnya penggemar, penyebaran ayam tersebut makin meluas ke berbagai daerah seperti Bandung, Bogor, Sukabumi dan sekitarnya. Namun, untuk mendapatkan bibit ayam ini, bisa diperoleh di Kecamatan Warungkondang, Pacet, Cugenang, Cianjur dan Cempaka.

Ayam pelung merupakan salah satu ayam lokal yang bisa berkokok selain ayam berkisar dan ayam kokok balenggek. Selain tingginya mencapai 40-50 sentimeter, ayam ini berjengger tunggal (single comb) yang berdiri tegak, bercakar panjang dan besar. Ayam pelung digemari karena kokoknya yang panjang dan merdu.

Keunikannya dalam menghasilkan suara inilah yang menjadi daya tarik tersediri bagi pencintanya. Tak heran, banyak orang yang mengatakan ayam pelung sebagai ayam penyanyi. Ayam pelung bisa berkokok dengan durasi sekitar 10 detik bahkan lebih.

Suara kokoknya sangat khas, mengalun panjang, besar dan mendayu. Ayam ini dapat dikelompokkan dalam ayam berkokok panjang atau long crow fowl.

Kokok merdu ini hanya dimiliki ayam pelung jantan karena kokok merupakan sifat kelamin sekunder pada ayam jantan dan sangat dipengaruhi hormon testosteron. Untuk menghasilkan suara yang panjang dan merdu, ayam pelung harus terus berlatih. Masa berlatih, terdiri dari dua fase, yaitu fase sensory dan fase sensorimotor.

Saat fase sensory, ayam jantan muda biasanya dipelihara berdekatan dengan bapaknya atau pejantan yang memiliki suara merdu. Pejantan inilah yang akan menjadi tutor baginya. Ayam ini akan merekam suara tutornya. Saat dewasa akan mulai bernyanyi dengan meniru suara tutor yang sudah terekam selama ini di otaknya.

Sedangkan fase sensorimotor, organ yang mengatur produksi suara atau yang disebut song control region (SCR) mengalami perkembangan pesat. Fase ini terjadi saat ayam tersebut sudah mengalami dewasa kelamin. Saat inilah ayam akan terus bernyanyi dan berlatih hingga mahir.

Sayangnya, isu yang berkembang sekarang ini, kualitas kokok ayam pelung mengalami penurunan yang dramatis. Ada dua faktor yang diduga menyebabkan penurunan kualitas kokok ayam pelung, terutama kualitas ayam-ayam juara. Pertama, adanya kekhawatiran dikalangan hobiis bila ayam juara dikawinkan dengan betina akan menurunkan kualitas suara ayam mereka.

Hobiis pun akhirnya memilih untuk tidak memberikan kesempatan untuk mengawini betina. Ayam jantan juara akan dipelihara di kandang individu yang di sebut ajeng. Kedua, ada anggapan bahwa tetua jantan tidak terlalu penting dalam perkawinan. Seleksi ketat pun hanya diberlakukan pada saat memilih ayam betina calon induk.

Ayam hias berleher panjang dan berkaki kokoh ini juga bisa dimanfaatkan sebagai ayam petelur atau pedaging yang unggul. Sebagai petelur, ayam pelung betina bisa menghasilkan 30 butir per periode dengan bobot setiap telur 50,66 gram. Ayam pelung betina yang masih berproduksi, harganya terbilang sangat mahal.

Pertumbuhannya juga tergolong pesat. Jika ayam yang berwarna bulu dominan campuran merah dan hitam ini dikawinsilangkan dengan ayam kampung maka akan menghasilkan keturunan ayam berbadan besar.

Sayangnya, penggemar pelung kurang memanfaatkannya sebagai ayam petelur maupun pedaging. Mereka lebih tertarik menjadikannya ayam hias yang dinikmati keindahan suaranya. Hal ini dapat dimaklumi karena nilai jual ayam pelung sebagai penyanyi sangat tinggi. Apalagi jika ayam tersebut berhasil jadi juara kontes, ia dan keturunannya langsung bernilai mahal. (*berbagai sumber)

Juara Kontes, Harga Melangit

Ayam pelung sebagai ayam asli Indonesia memiliki tiga kelebihan sifat secara genetika, yaitu suara berkokok yang panjang dan mengalun, pertumbuhannya yang pesat dan postur badannya yang besar.

Yang paling dikenal dari ayam pelung adalah suara kokoknya yang indah dan panjang. Untuk mempertahankan ciri khas ini, para penggemar sering mengadakan kontes ayam pelung yang sering di sebut kongkur (conqour).

Kongkur yang sering diadakan oleh Himpunan Peternak dan Penggemar Ayam Pelung Indonesia (HIPPAPI) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menumbuhkan motivasi para peternak dan penggemar ayam pelung. Biasanya kriteria yang dinilai pada kontes ini adalah kesehatan, bentuk, warna dan suaranya.

Aspek penampilan dinilai dengan melihat keadaan tubuh bagian depan dan belakang. Bentuk dan warna jengger, bentuk dan keadaan mata, hidung, bentuk paruh, leher, tembolok dan paruh juga mendapatkan penilaian.

Aspek penilaian suara meliputi volume, durasi kokok (kebat), suara angkatan (kokok depan), suara tengah dan suara akhir (tungtung). Ayam pelung memiliki kokok depan baik bila volume suara awal besar, bersih dan panjang.

Suara kokok tengah dikatakan baik bila suara tengah bervolume besar, bersih dan terjadi perubahan suara antara suara awal menuju suara tengah. Perubahan volume ini disebut bitu. Sedangkan suara akhir yang merupakan suku kata kokok akhir harus bervolume besar, bersih dan lunyu.

Untuk memenangkan kontes, kunci keberhasilan yang dapat dilakukan adalah memaksimalkan kebutuhan pokok ayam, seperti pemilihan idukan, perawatan bibit, pemilihan dan pemberian pakan, penanggulangan penyakit sampai perawatan menjelang kontes. Selain itu, para hobiis harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam memelihara, merawat dan melatih ayam pelung agar kualitasnya lebih baik.

Jika memenangkan kontes, bukan hanya piala juara yang diperoleh. Harga ayam hingga keturunannya pun menjadi mahal. Untuk mendapatkan ayam pelung yang bertitel juara, siap-siap merogoh kocek dalam hingga Rp 10-20 juta per ekor. Harga yang tidak murah dibandingkan ayam biasa. Namun bagi hobiis harga ini sebanding dengan kelebihannya.

Sekarang ini, ayam pelung semakin terkenal dan diminati masyarakat umum, wisatawan nusantara dan mancanegara. Bahkan, seorang Putra Kaisar Jepang tertarik dengan ayam pelung hingga mengunjungi desa Warungkondang untuk melihat peternakan ayam tersebut. Ayam pelung sebagai sumberdaya genetik hewan (plasma nutfah), penting untuk dikembangkan dan dilestarikan.



video video video